Marilah kita lepaskan diri dari belenggu sentimen emosional yang hanya akan menimbulkan perpecahan dan konflik di masyarakat. Mari kita kedepankan akal sehat dan nalar kritis dalam berdemokrasi. Dengan tumbuhnya filsafat kritis, berarti juga menumbuhkan iklim kebebasan pendapat setiap individu, termasuk di dalamnya perbedaan pendapat dan pilihan politik. Perbedaan pendapat dan pilihan akan dilihat sebagai sebuah keniscayaan, oleh karenanya harus disikapi dengan kepala dingin dan toleransi.
Sumber:https://news.detik.com/read/2018/12/12/141440/4340108/103/nalar-kritis-untuk-tahun-politik-2019