Jakarta - Indonesia telah menjadi basis produksi bagi sejumlah produsen otomotif kelas dunia, baik untuk memenuhi permintaan domestik maupun mengisi kebutuhan pasar ekspor. Hal ini menandakan, selain Indonesia dinilai memiliki iklim investasi yang kondusif, juga menujukkan bahwa tangan terampil anak bangsa mampu menghasilkan produk yang kompetitif.
“Bahkan, industri kecil dan menengah (IKM) sektor komponen kendaraan di dalam negeri, sebagian besar sudah banyak yang menjadi mitra untuk memasok kebutuhan produksi bagi perusahaan besar otomotif,” kata Ketua Umum Komite Relawan Nasional Indonesia (KORNI) M. Basri BK di Jakarta, Jumat (18/1).
Basri merujuk data Kementerian Perindustrian, kendaraan jenis low cost and green car (LCGC) telah mencapai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di atas 90 persen. Misalnya, mobil Toyota Calya dan Daihatsu Sigra yang sudah menggunakan komponen lokal sebanyak 94 persen.
“Pengoptimalan TKDN juga sedang dipacu oleh pemerintah dengan peningkatan investasi di sektor hulu, seperti industri baja dan industri plastik di Indonesia yang saat ini sudah bisa produksi bahan baku untuk kebutuhan otomotif,” jelasnya.
Menurut Basri, upaya pemerintah tersebut dalam rangka memperkuat dan memperdalam struktur industri manufaktur dari hulu sampai hilir. Hal ini dapat membuat efisiensi dalam proses produksi karena rantai pasok tercipta secara terintegrasi.
“Guna semakin menggenjot daya saing produk, memang diperlukan sentuhan teknologi modern,” tuturnya.
Oleh karena itu, KORNI mengapresiasi langkah Kemenperin yang memasukkan industri otomotif sebagai salah satu sektor yang diprioritaskan dalam pengembangan di era industri 4.0.
“Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, pada tahun 2030 nanti, Indonesia ditargetkan mampu ekspor kendaraan berbasis tenaga listrik,” imbuhnya.
Tak heran, Presiden Joko Widodo bertekad mempercepat penerbitan regulasi dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Bahkan, beberapa perguruan tinggi di Indonesia telah melakukan riset untuk memproduksi mobil dan motor bertenaga listrik. Contohnya motor listrik Gesits, hasil inovasi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, akan diproduksi massal mulai 2019 sebanyak 60.000 unit per tahun.
Kemandirian industri otomotif, termasuk sektor IKM komponen di dalam negeri, juga tercermin dari alat mekanis multiguna pedesaan (AMMDes). “Inipun merupakan murni karya anak bangsa karena melibatkan sebanyak 70 IKM komponen lokal. AMMDes akan menjadi kendaraan yang dapat dimanfaatkan untuk mobilitas di desa serta peningkatan produksi sektor pertanian dan perkebunan kita,” jelasnya.
Oleh karena itu, Ketua Umum KORNI mengajak kepada seluruh bangsa Indonesia untuk terus optimistis dalam membangun sektor industri supaya menciptakan produk yang inovatif dan kompetitif baik di kancah domestik maupun internasional. “Tentunya akan menjadi kebanggan buat kita semua, kalau karya anak bangsa bisa mendunia,” tegas Basri.
Kemenperin mencatat, kinerja industri otomotif di Indonesia semakin melesat, terlihat dari jumlah ekspor dalam bentuk komponen kendaraan yang naik hingga 13 kali lipat, dari 6,2 juta pieces pada 2016 menjadi 81 juta pieces 2017. Selain itu, peningkatan ekspor juga terjadi pada kendaraan dalam bentuk CBU sebanyak 231 ribu unit pada 2017 dibanding 2016 sekitar 194 ribu unit.
Sumber:
https://www.jawapos.com/ekonomi/bisnis/19/01/2019/ini-bukti-kemandirian-industri-otomotif-nasional?fbclid=IwAR2tHEyheBcbBaXs6Rq8JdYwF2G_pS-SHLPlUkY7fsqWS_Rj5aygT7Vf8bo