Musim hujan, Produksi Jamu di Pekalongan Meningkat Signifikan



Pekalongan - Sebagai alternatif pengobatan, jamu tradisional adalah pilihan aman dan sehat untuk diminum setiap hari sebagai usaha mencegah sekaligus mengobati penyakit yang rentan muncul selama musim hujan, disamping menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sejak tahun 2015 Pemerintah Kota Pekalongan mengembangkan
Pusat Saintifikasi dan Pelayanan Jamu (PSPJ) di bawah naungan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan.

Tidak hanya menjadi klinik untuk berobat dengan jamu saja, namun pelayanan dan penelitian serta produk inovasi jamu terus dilakukan.

Pada musim hujan, produksi jamu ini mengalami peningkatan 50%. Biasanya setiap hari memproduksi jamu sekitar 100 botol siap minum tetapi musim hujan ini produksi mencapai 200 botol siap minum.

Hal ini diungkapkan Koordinator Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO), Imam Ariyan Cahyo Muttakin AMd Farm saat ditemui di kantor PSPJ Kota Pekalongan, Jalan Letjend Suprapto 5, Kamis (7/2/2019).

"Produk inovasi jamu untuk kesehatan tubuh terus dikembangkan oleh PSPJ Kota Pekalongan, baik dengan resep maupun non resep. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu ditanam dan dibudidaya sendiri oleh PSPJ,” ucap Imam.

Adapun produk olahan jamu yang sudah dikembangkan oleh PSPJ diantaranya seperti Rosella, Kunyit Asam, Gula Asam, Bir Pletok, dan sebagainya yang memiliki khasiat masing-masing untuk kesehatan tubuh.

“Kami memiliki standar kualitas bahan untuk jamu. Tapi pada musim hujan bahan-bahan tak semuanya dapat dipanen, ada beberapa bahan yang memang kita beli di daerah lain karena tidak dapat ditanam di Kota Pekalongan. Tentu ini mempengaruhi tingginya biaya produksi, sehingga kita upayakan menyamakan harga agar dapat dijangkau masyarakat,” tutur Imam.
 “Untuk pemasaran jamu di PSPJ Kota Pekalongan ini semakin luas, kemarin kami mengirim ke Jakarta dan Yogyakarta,” tandas Imam.

Reporter : Sukirno

Lebih baru Lebih lama