Jakarta - Meski telah diresmikan dan dibuka untuk umum sejak 14 September 2017 lalu, banyak orang belum tahu kalau Indonesia memiliki Perpustakaan Nasional tertinggi di dunia.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) yang memiliki 27 lantai itu berada di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, Gambir, Jakarta Pusat. Tepat di seberang Perpustakaan, Tugu Monumen Nasional (Monas) menjulang seolah tak ingin disaingi.
Gedung Perpustakaan terdiri dari beberapa bagian. Bagian depan berisi galeri lukisan, foto dan instalasi seni dari berbagai seniman lintas generasi.
Di bagian sayap gedung, terdapat satu bangunan khusus bernama Galeri Kepresidenan RI. Galeri tersebut berisi segala sesuatu mengenai Presiden Negara Republik Indonesia, dari masa Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo.
Sedangkan gedung utama perpustakaan, menjulang setinggi 126,3 meter, terdiri dari 27 lantai termasuk 3 lantai parkir bawah tanah (basement).
Memasuki lobi utama di lantai 1 gedung perpusnas, pengunjung akan disambut sebuah rak megah berisi ribuan buku yang disusun rapi. Buku-buku tersebut terdiri dari berbagai genre dan lintas zaman.
Suasana sejuk dari pendingin ruangan yang terasa sejak awal memasuki bangunan tersebut, membuat pengunjung semakin nyaman dan kerasan..
Di bawah rak buku raksasa itu, deretan sofa tersedia bagi pengunjung untuk menikmati buku-buku pinjaman dari perpustakaan, menunggu kawan, atau sekadar rehat sejenak sebelum memgeksplorasi seluruh isi perpustakaan.
Sebelum naik ke lantai atas, pengunjung diwajibkan untuk menitipkan tas besar maupun kecil yang dibawa. Fasilitas loker sebagai tempat penyimpanan barang bawaan, disediakan pengelola gedung dengan jumlah mencapai ratusan nomor.
Bagi pengunjung yang ingin meminjam buku koleksi perpustakaan, mereka diharuskan membuat kartu anggota terlebih dahulu. Untuk mendaftarkan diri sebagai anggota, pengelola tidak memungut biaya apapun alias gratis.
Proses pendaftaran anggota bisa diurus di lantai 2 gedung yang dikhususkan sebagai Ruang Layanan Keanggotaan Perpustakaan dan juga Ruang Teater.
Lantai 3 dibuat sebagai Zona Promosi Budaya Baca, sedangkan di lantai 4, terdapat Ruang Pameran Koleksi Perpustakaan, sekaligus kantin perpustakaan.
Memasuki lantai 5 gedung, kita akan menemui Ruang Pustakawan. Lantai 6 digunakan sebagai Ruang Data Center. Perpustakaan Nasional juga menyediakan Layanan khusus untuk Anak, Lansia, dan Disabilitas di lantai 7, juga layanan audio visual di lantai 8.
Di layanan lantai 8, tersedia sebuah ruang khusus yang dapat dipakai untuk melakukan pemutaran film dengan kapasitas penonton sampai dengan 50 kursi.
Lantai 9, merupakan Layanan Naskah Nusantara yang menyajikan koleksi kitab-kitab, serat ataupun naskah kuno dari berbagai kebudayaan di Nusantara. Layanan deposit berada di lantai 10 dan Layanan Monograf (tertutup) tersedia di lantai 11.
Ruang Baca Pemustaka terdapat di lantai 12, sedangkan Layanan Koleksi Buku Langka terdapat di dua lantai sekaligus. Masing-masing lantai 13 dan 14. Untuk lantai 15 dan 16 digunakan sebagai Layanan Referensi dan Layanan Koleksi Foto, Peta dan Lukisan.
Kantor Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia berada di lantai 17 dan 18. Layanan Multimedia tersedia di lantai 19 dan Layanan Koleksi Berkala Mutakjir dan Bidang Ilmu Perpustakaan tersedia di lantai 20.
Lantai 21 dan 22 berisi Layanan Monograf (terbuka). Lantai 23 merupakan ruang Layanan Koleksi Bangsa-bangsa Dunia dan Majalah Terjilid. Terakhir, lantai 24 dikhususkan sebagai ruang Layanan Koleksi Budaya Nusantara, Executive Lounge dan Ruang Penerimaan Tamu Mancanegara.
Sumber