Purbalingga - Bagi para pecinta durian, mereka pasti akan mencari durian dari setiap daerah yang mempunyai cita rasa yang berbeda. Buah yang beraroma khas ini pun tersebar hampir di seluruh penjuru Indonesia.
Purbalingga salah satunya, tepatnya di Kecamatan Pengadegan mulai banyak petani yang membudidayakan durian. Budidaya durian ini sendiri sebelumnya masih dalam skala yang kecil hanya beberapa warga yang membudidayakannya (13/2/2019).
Namun seiring berjalannya waktu dan panen durian yang melimpah di kecamatan ini, akhirnya masyarakat berinisiatif untuk menanam durian. Beberapa desa di Kecamatan Pengadegan yang mulai menanam durian sendiri meliputi Desa Tetel, Desa Tegalpingen, Desa Pengadegan dan Desa Pengadegan.
”Pengadegan sekarang minat petani untuk menanam durian meningkat, karena panen durian di Pengadegan cukup berhasil,” kata Sri Haryanti dari BPP Kecamatan Pengadegan saat dihubungi, Rabu (13/2/2019).
Varietas durian yang dibudidayakan di empat desa tersebut pun beragam mulai dari durian monthong orange, duri hitam, musang king, miming, kamun dan matahari. Namun durian yang lebih dominan dikembangkan ialah durian monthong orange.
“Memang untuk durian monthong orange ini paling banyak dikembangkan oleh para petani, karena rasanya yang enak, aromanya kuat dan juga daging buahnya yang tebal,” ujar Sri Haryanti.
Ia pun menjelaskan satu pohon durian lokal yang ada di wilayah Pengadegan bisa menghasilkan 50 butir di umur tanaman 10 – 20 tahun. Kemudian untuk durian lokal di umur tanaman lebih dari 20 tahun bisa menghasilkan durian sampai 200 butir.
Durian lokai ini dijual dengan harga Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu per butirnya. Sedangkan untuk durian monthong sendiri, panennya disesuaikan dengan umur pohon durian.
“Umur pohon 5-7 tahun bisa menghasilkan 10 butir, sedangkan usia yang lebih dari 7 tahun bisa menghasilkan sampai 90 butir,” jelasnya.
Untuk harga durian monthong pun dibedakan beberapa kriteria yakni yang dipotong dari pohon yang sudah tua namun belum matang diberi harga Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogramnya. Sedangkan yang sudah matang dari petani dihargai Rp 40 ribu per kg.
“Kalau sudah sampai di bakul eceran harganya juga beda lagi Rp 50 ribu sampai 60 ribu per kg,” imbuh Sri Haryanti.
Kualitas durian yang dihasilkan dari petani di wilayah Kecamatan Pengadegan pun bagus tidak kalah dengan durian dari daerah lainnya. Tanaman durian yang sudah panen di wilayah Pengadegan sendiri ada sekitar 7.165 pohon.
Dari keberhasilan inilah, masyarakat di wilayah Pengadegan terutama di empat desa tersebut mulai mengembangkan durian di daerahnya dengan lebih dari 2000 bibit durian. Bahkan untuk pembibitan dilakukan secara mandiri oleh masyarakat karena mereka melihat keuntungan yang didapat dari menanam durian.
“Walaupun mahal mereka antusias menanam durian monthong karena melihat yang sudah panen cukup menguntungkan,” katanya.
Ia berharap dengan antusiasme para petani mulai menanam durian dengan kesadaran sendiri ini dapat meningkatkan pendapatan para petani. Tanaman yang ditanam tersebut harapannya dapat dinikmati oleh anak cucu di masa yang akan datang.
“Dan terakhir kelestarian tanaman durian ini juga bisa tetap terjaga dengan baik dan para petani ini pun tetap mengunggulkan kualitas dari durian yang mereka tanam,” pungkas Sri Haryanti.
Sumber