Foto: Antara |
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meluncurkan program pelatihan bisnis bagi para pengungsi Palestina di Amman, Yordania, Selasa (5/3).
"Tanggal 8 Maret adalah Hari Perempuan Sedunia, saya ingin mendedikasikan hari tersebut untuk perempuan Palestina, bagi peran mereka dalam perdamaian dan keamanan," kata Menlu Retno dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Rabu.
Program peningkatan kapasitas bertajuk "International Training of Trainers on Business Planning for Women in Refugee Camps: Women Empowerment to Achieve Sustainable Development Goals" ini menegaskan kembali arti penting isu Palestina bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia, terutama dalam rangka pemberdayaan perempuan.
Menlu Retno menekankan bahwa perempuan memiliki peran krusial dalam pembangunan bangsa.
"Palestina ada di jantung politik luar negeri Indonesia, isu Palestina dan pemberdayaan perempuan sangat dekat di hati saya," ujar dia.
Lebih lanjut Menlu menyampaikan bahwa membangun sebuah bangsa Palestina tidak mudah karena dibutuhkan kondisi yang kondisif, serta dukungan internasional baik dalam bidang ekonomi, pembangunan maupun pengembangan kapasitas.
Oleh karena itu, dukungan Indonesia melalui penyelenggaraan program pelatihan ini diharapkan dapat semakin memperkuat upaya untuk mempersiapkan Palestina dalam meraih kemerdekannya.
"Indonesia telah sejak lama memberikan dukungan bantuan kapasitas bagi Palestina, seperti antara lain dalam bidang pengembangan UMKM, pemberdayaan perempuan, good governance, pendanaan mikro maupun pelestarian lingkungan hidup, yang akan membentuk fondasi penting bagi pengembangan institusi Palestina," kata Menlu Retno.
Menlu secara khusus mengatakan bahwa pemberdayaan perempuan Palestina tidak hanya akan menguntungkan secara ekonomi, namun juga akan memperkokoh infrastruktur sosio-ekonomi bangsa Palestina.
Melalui pelatihan dan pemberdayaan, masyarakat Palestina diharapkan dapat menciptakan kesempatan agar terlahir harapan kehidupan yang lebih baik di luar batas kamp pengungsi.
Program-program peningkatan kapasitas dapat menjadi "building blocks" dalam membangun pemerintahan yang kokoh dan bermartabat.
Menlu juga mengapresiasi peran komunitas internasional, khususnya Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan organisasi-organisasi lainnya, yang terus bekerja keras bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Palestina, terutama yang saat ini berada di berbagai kamp pengungsi.
Menlu juga mengangkat kembali posisi Indonesia yang senantiasa mendorong negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk tegas dan berani memberikan dukungannya kepada Palestina.
"Dalam pertemuan OKI minggu lalu, saya tegaskan bahwa tidak ada pilihan lain bagi OKI kecuali memberikan dukungan tegas dan konkret bagi kemerdekaan Palestina," tegas Menlu Retno.
Pada kesempatan tersebut, Menlu juga menyaksikan penandatanganan letter of intent antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Palestina mengenai pemberian bantuan kemanusiaan untuk Gaza berupa pengadaan desalinasi air dan obat-obatan serta alat alat kesehatan, yang ditandatangani oleh Sekjen Kemlu RI Duta Besar Mayerfas dan Assistant Minister for Asia, Africa and Australia Kementerian Luar Negeri Palestina Duta Besar Mazen Shamiyah.
Pelatihan bisnis untuk perempuan di kamp pengungsi di Amman akan dilaksanakan pada 5-8 Maret 2019.
Pelatihan tersebut diikuti 30 peserta dari berbagai lembaga penanganan pengungsi di Palestina dan Yordania, termasuk UNRWA Palestina, UNRWA Yordania, Jordan Hashemite Charity Organization (JHCO), East Jerusalem Young Men Christian Association (YMCA), Women?s Centre Al Thouri Silwan, dan WAFAA Group-Palestine.
Tenaga ahli untuk pelatihan berasal dari Global Entrepreunership Network (GEN) Indonesia, yang berada di bawah Ciputra Foundation dan memiliki kemitraan dengan Queen Rania Foundation di Yordania, sehingga diharapkan dapat membantu membuka akses bagi para pengungsi Palestina kepada lembaga pembiayaan dan pengembangan UMKM.
Sumber