Tradisi Pudunan di Cilacap


Cilacap - Rabu, 12 Juni 2019, matahari yang menyeruak di ufuk timur berangsur mengusir kabut yang menggelayut di daun-daun.

Pagi itu, puluhan warga Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Cilacap melakukan prosesi Dandan, sebagai persiapan dari kegiatan ritual Pudunan ke Daun Lumbung, Cilacap dan Pekuncen, Jatilawang, Banyumas.

Para pria membelah bambu tipis-tipis untuk dibuat tali-temali. Sedang para perempuan di bagian belakang Pasemuan menyiapkan bahan-bahan mentah yang hendak dibawa pada ritual Pudunan ke Daun Lumbung, Cilacap Selatan.

Mereka beradu cepat dengan musim angin timur yang pagi-pagi sudah menjatuhkan daun-daun kering musim kemarau.

Ketua Adat Tradisi Anak Putu (ATAP) Kalikudi, Nakam Wimbo Prawiro mengatakan dandan merupakan kegiatan mempersiapkan bahan-bahan makanan mentah yang hendak dibawa dalam tradisi Pudunan ke Daun Lumbung maupun Pekuncen.

Masyarakat membuat alat pemikul menggunakan bambu. Beberapa bahan makanan yang dibawa di antaranya, beras, kelapa, cabai, ketela, dan sebagainya.

Dimulai sekitar pukul 05.00 WIB, persiapan akan selesai pada Rabu malam, ditutup dengan kegiatan Selamatan dan musyawarah pemberangkatan peserta Pudunan.

"Tempat mikulnya itu diatur. Persiapan, nanti malam, juga ya membahas ke arah besok. Terus paginya napak tilas ke Daun Lumbung maupun ke Pekuncen," jelas Nakam Wimbo Prawiro.

Nakam menerangkan Pudunan adalah tapak tilas silaturahmi yang dilakukan setelah masyarakat merayakan Lebaran Idul Fitri. Tradisi ini telah dilakukan ratusan tahun.

Pudunan dilakukan untuk sowan dan ziarah ke Pasemuan Panembahan Daun Lumbung di Cilacap Selatan serta Pekuncen, Banyumas.

Dalam tradisi Pudunan, pelaku adat berjalan kaki kurang lebih 20 kilometer ke Daun Lumbung.

Dalam tradisi tahunan ini, diperkirakan sebanyak 150 warga Desa Kalikudi, Adipala berjalan kaki puluhan kilometer ke Daun Lumbung, Cilacap.

Di Daun Lumbung, masyarakat adat menggelar berbagai ritual Pudunan. Di antaranya, selamatan di Pasemuan dan ziarah atau bekten di Panembahan Daun Lumbung.

Kiai Kunci Pasemuan Lor dan Pasemuan Kidul menerima mereka kembali di tempat ibadah para pelestari adat ini. Selanjutnya, pada Sabtu, 15 Juni 2019, mereka kembali ke Kalikudi.

Sumber
Lebih baru Lebih lama