Ajarkan Proses Demokrasi, Siswa Lakukan Pengamatan Pilkades
















Kedungbanteng - Gelaran pesta demokrasi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak di Kabupaten Banyumas 2019 dimanfaatkan oleh sejumlah siswa SD/MI/SMP/MTs di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas untuk melakukan pengamatan. Kegiatan para siswa ini juga sekaligus untuk memenuhi tugas pengamatan yang dilakukan langsung di Tempat Pemungutan Suara (TPS) secara berkelompok.


Siswa mengikuti jalannya proses pemilihan kepala desa dengan observasi lapangan. Mereka belajar tentang cara pemilihan pemimpin secara terbuka sebagaimana diajarkan dalam mata pelajaran terintegrasi pendidikan kewarganegaraan.

Hal itu dibenarkan oleh Aris Hidayat salah seorang Guru MI Ma’arif NU Karangnangka Kedungbanteng yang memberikan tugas untuk melakukan observasi Pilkades serentak kepada siswa-siswanya.

Menurut Aris, tujuan observasi Pilkades itu adalah untuk mengetahui secara langsung proses pesta demokrasi dalam bentuk pemilihan kepala desa. Siswa diminta untuk membuat tulisan pada kertas kerja mereka seputar pengalaman dan cerita menarik yang mereka alami di lokasi observasi.

“Pemberian tugas pengamatan ini termasuk dalam penilaian praktek mata pelajaran terintegrasi pendidikan kewarganegaraan. Siswa juga akan mendapatkan pemahaman pentingnya memberikan hak suara dalam proses pemilihan pemimpin,” jelas Aris, Selasa 23 Juli 2019.

Pesan terpenting bagi siswa, tambah Aris, agar mereka tidak ikut larut dalam kampanye, konvoi dan sejenisnya untuk salah satu calon. Mengingat, mereka belum memiliki hak untuk memilih, sehingga sebagai siswa cukup mengamati dan menuliskannya pada lembar tugas sekolah.

Terpisah, Ketua Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Maarif NU Kabupaten Banyumas, Fauzi menyampaikan, praktek pengamatan langsung Pilkades akan menambah pengalaman belajar bagi siswa. Pengalaman belajar ini untuk memperkuat pembelajaran di kelas.

“Pembelajaran yang dinamis harus diimbangi dengan praktek nyata. Sesuai dengan semangat kurikulum 2013 yang mengandung nilai saintifik secara tematik,” paparnya.

Untuk itu, lanjut Fauzi, diharapkan setiap satuan pendidikan hendaknya memahami potensi sekitar, baik sumber daya alam maupun realitas yang terjadi di lingkungan sekolah/madrasah. Sehingga siswa akan mendapatkan pengalaman belajar, terutama memiliki kepedulian terhadap perubahan yang terjadi di sekelilingnya.

“Dengan tugas pengamatan tematik atau mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan akan menambah wawasan siswa. Hal ini dapat dikembangkan oleh guru pada satuan pendidikan agar pembelajaran lebih inovatif sesuai realitas kekinian di masyarakat,” pungkas Wakil Rektor I Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto itu. ***
Lebih baru Lebih lama