Batang, mediarealitanews
Dalam rangka mewujudkan Pildes (Pilihan Kepala Desa) Wonotunggal yang aman, damai dan kondusif, sebagaimana yang digaungkan deklarasi oleh Bupati Batang, Ketua DPRD, Dandim, dan Kapolres tanggal 19 Sepetember di pendopo kabupaten Batang. Pada deklarasi tersebut diikuti oleh 205 desa beserta semua para calon yang ikut pildes serentak.
Dalam mewujudkan ketertiban, kerukunan, keamanan yang kondusif, tentunya sudah menjadi semua komitmen masing –masing calon kepala desa Wonotunggal, salah satunya adalah Subarno (43) tahun menyampaikan, bahwa ia intens menjalin komunikasi yang sinergi,
santun dan bermoral kepada semua calon agar terjalin pesaudaraan dan kerukunan, karena desa Wonotunggal termasuk salah satu deklarator pildes damai dan kondusif pada tanggal 29 September,” ucap Subarno dengan lugas disela – sela memberikan keterangan kepada awak media dikediamannya.
Dan juga kami berlima sudah sepakat dan komitmen, bahwa apapun yang tejadi, pildes ini harus berjalan aman, damai dan kondusif. karena kami selaku calon yang memiliki kepentingan untuk kedepannya mengabdikan diri membawa Wonotunggal lebih maju , adil, sejahtera dan bermartabat. Dalam proses pildes ini saya tidak mau masyarakat yang menjadi korban akibat perselihan, pertikaan hanya karena simpatik kepada salah satu calon, karena kita semua saudara. Setiap ada momen – momen tertentu, saya sering sampaikan, penting menjaga tali persaudaraan,”kata Subarno memberikan penjelasan kepada awak media.
Lanjut Subarno, menyampaikan bahwa yang menjadi motivasi maju di pildes Wonotunggal ini adalah untuk memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang merupakan priotitas utamanya. Tambahnya, ia menuturkan bahwa Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, itulah potensi yang akan kita galih kembangkan, dan perdayakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat seutuhnya. Agar Wonotunggal lebih maju lagi, karena Wonotunggal dilain sisi sebagai desa namun juga sebagai kota kecamatan, dan saya merencanakan kedepannya Wonotunggal memiliki alun –alun desa sekaligus kecamatan. Pentingnya bagaimana membuat ikon serta branding agar dapat dikenal oleh masyarakat luas, karena Wonotunggal merupakan tempat lintasan jalur ke Bandar, Warungasem dan Batang kota dan sebaliknya.
Inilah pentingya Wonotunggal harus memiliki ikon dan jatidiri (indentitas). Di Wonotunggal ada ikon tugu yang belum tentu ada di desa lain di kabupaten Batang, rencana saya akan memoles kembali tugu tersebut agar makin cantik dan menarik setiap warga yang melintasi Wonotunggal,”ujar Subarno di dampingi istrinya saat memberikan keterangan dengan awak media.
Dan terkait jalan penyambung desa Wonotunggal ke Kemligi yang sudah dibangun namun juga belum bisa untuk dilewati, kami akan mengupayakan melakukan dialog dengan pemerintah desa Kemligi dan masyarakatnya terkait pembebasan lahan dan lain sebaginya. Agar ada penyelesaian dan percepatan penggunaan jalan tersebut, dan juga insya allah akan ada upaya untuk melebarkan pembangunan jalan menuju jembatan. Sehingga diharapkan orang yang melewati jalan tersebut akan lebih mudah, Saat ini masyarakat sebagian besar karena melihat akses jalannya rusak parah dan jembatan belum dapat di gunakan dengan baik, sering muter lewat Sendang, tentu akan menyita waktu dan tenaga,”tandas Subarno yang masih memiliki darah keturunan dari kepala desa Wonotunggal yang dulu. Sebenarnya masyarakat Wonotunggal sangat luwes dan mudah diajak komunikasi,”lugasnya. Adapun potensi yang sampai sekarang tidak ada penyelesaian adalah mangkrangnya pasar desa, yang sudah berlarut – larut tidak ada kemajuannya, inilah pekerjaan saya manakala saya diberikan amanah dari Allah SWT memimpin 6 tahun kedepan, dan prinsipnya saya sebagai pemimpin juga pelayan masyarakat,”tandas Subarno.
Lanjutnya, ia menjelaskan majunya di kontestasi pildes ini karena ada panggilan jiwa, seruan jiwa ingin berbuat lebih baik untuk kemajuan Wonotunggal kedepannya, tentu semua itu barang kali tidak terlepas dari silsilah keluarga, karena leluhur saya dulu kepala desa Wonotunggal. Dan tentunya juga dukungan masyarakat kepada saya untuk berbuat lebih baik, demi wujudkan pemerataan pembangunan yang adil dan sejahtera,”pungkas Subarno pencinta kuliner megono dan ikan asin ini menjelaskan.
Saat ini kita jadi penonton pembangunan, misalkan kemajuan kecamatan tetangga (Bandar) Nampak terlihat, namun kita hanya bisa menonton inilah waktunya saya harus membenahi kemasan Wonotunggal yang cantik dan menarik. Ibarat buku, sampulnya sudah gak menarik dan ditaruh bukan pada tempatnya, jadi mana mungkin orang lain ingin melihat dalamnya Wonotunggal seutuhnya. Inilah pekerjaan kita bagaimana membuat kemasan yang baik elegan dan menarik, dengan memunculkan ikon dan branding Wonotunggal sesungguhnya,”impian Subarno menatap Wonotunggal kedepan.
Sebelum saya maju di pergulatan demokrasi pildes Wonotunggal tahun ini, saya adalah karyawan hotel di Batang, dan juga merangkap sebagai ketua RT 03 pedukungan Wonotunggal. Perlu diingat Wonotunggal adalah desa dari pusat kota kecamatan tentunya membutuhkan indentitas yang lebih baik, inovatif dan strategik dalam menata dan mengelola,”tandas Subarno yang memiliki hobi sepak bola menuturkan.(Sukirno)
Dalam rangka mewujudkan Pildes (Pilihan Kepala Desa) Wonotunggal yang aman, damai dan kondusif, sebagaimana yang digaungkan deklarasi oleh Bupati Batang, Ketua DPRD, Dandim, dan Kapolres tanggal 19 Sepetember di pendopo kabupaten Batang. Pada deklarasi tersebut diikuti oleh 205 desa beserta semua para calon yang ikut pildes serentak.
Dalam mewujudkan ketertiban, kerukunan, keamanan yang kondusif, tentunya sudah menjadi semua komitmen masing –masing calon kepala desa Wonotunggal, salah satunya adalah Subarno (43) tahun menyampaikan, bahwa ia intens menjalin komunikasi yang sinergi,
santun dan bermoral kepada semua calon agar terjalin pesaudaraan dan kerukunan, karena desa Wonotunggal termasuk salah satu deklarator pildes damai dan kondusif pada tanggal 29 September,” ucap Subarno dengan lugas disela – sela memberikan keterangan kepada awak media dikediamannya.
Dan juga kami berlima sudah sepakat dan komitmen, bahwa apapun yang tejadi, pildes ini harus berjalan aman, damai dan kondusif. karena kami selaku calon yang memiliki kepentingan untuk kedepannya mengabdikan diri membawa Wonotunggal lebih maju , adil, sejahtera dan bermartabat. Dalam proses pildes ini saya tidak mau masyarakat yang menjadi korban akibat perselihan, pertikaan hanya karena simpatik kepada salah satu calon, karena kita semua saudara. Setiap ada momen – momen tertentu, saya sering sampaikan, penting menjaga tali persaudaraan,”kata Subarno memberikan penjelasan kepada awak media.
Lanjut Subarno, menyampaikan bahwa yang menjadi motivasi maju di pildes Wonotunggal ini adalah untuk memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang merupakan priotitas utamanya. Tambahnya, ia menuturkan bahwa Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, itulah potensi yang akan kita galih kembangkan, dan perdayakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat seutuhnya. Agar Wonotunggal lebih maju lagi, karena Wonotunggal dilain sisi sebagai desa namun juga sebagai kota kecamatan, dan saya merencanakan kedepannya Wonotunggal memiliki alun –alun desa sekaligus kecamatan. Pentingnya bagaimana membuat ikon serta branding agar dapat dikenal oleh masyarakat luas, karena Wonotunggal merupakan tempat lintasan jalur ke Bandar, Warungasem dan Batang kota dan sebaliknya.
Inilah pentingya Wonotunggal harus memiliki ikon dan jatidiri (indentitas). Di Wonotunggal ada ikon tugu yang belum tentu ada di desa lain di kabupaten Batang, rencana saya akan memoles kembali tugu tersebut agar makin cantik dan menarik setiap warga yang melintasi Wonotunggal,”ujar Subarno di dampingi istrinya saat memberikan keterangan dengan awak media.
Dan terkait jalan penyambung desa Wonotunggal ke Kemligi yang sudah dibangun namun juga belum bisa untuk dilewati, kami akan mengupayakan melakukan dialog dengan pemerintah desa Kemligi dan masyarakatnya terkait pembebasan lahan dan lain sebaginya. Agar ada penyelesaian dan percepatan penggunaan jalan tersebut, dan juga insya allah akan ada upaya untuk melebarkan pembangunan jalan menuju jembatan. Sehingga diharapkan orang yang melewati jalan tersebut akan lebih mudah, Saat ini masyarakat sebagian besar karena melihat akses jalannya rusak parah dan jembatan belum dapat di gunakan dengan baik, sering muter lewat Sendang, tentu akan menyita waktu dan tenaga,”tandas Subarno yang masih memiliki darah keturunan dari kepala desa Wonotunggal yang dulu. Sebenarnya masyarakat Wonotunggal sangat luwes dan mudah diajak komunikasi,”lugasnya. Adapun potensi yang sampai sekarang tidak ada penyelesaian adalah mangkrangnya pasar desa, yang sudah berlarut – larut tidak ada kemajuannya, inilah pekerjaan saya manakala saya diberikan amanah dari Allah SWT memimpin 6 tahun kedepan, dan prinsipnya saya sebagai pemimpin juga pelayan masyarakat,”tandas Subarno.
Lanjutnya, ia menjelaskan majunya di kontestasi pildes ini karena ada panggilan jiwa, seruan jiwa ingin berbuat lebih baik untuk kemajuan Wonotunggal kedepannya, tentu semua itu barang kali tidak terlepas dari silsilah keluarga, karena leluhur saya dulu kepala desa Wonotunggal. Dan tentunya juga dukungan masyarakat kepada saya untuk berbuat lebih baik, demi wujudkan pemerataan pembangunan yang adil dan sejahtera,”pungkas Subarno pencinta kuliner megono dan ikan asin ini menjelaskan.
Saat ini kita jadi penonton pembangunan, misalkan kemajuan kecamatan tetangga (Bandar) Nampak terlihat, namun kita hanya bisa menonton inilah waktunya saya harus membenahi kemasan Wonotunggal yang cantik dan menarik. Ibarat buku, sampulnya sudah gak menarik dan ditaruh bukan pada tempatnya, jadi mana mungkin orang lain ingin melihat dalamnya Wonotunggal seutuhnya. Inilah pekerjaan kita bagaimana membuat kemasan yang baik elegan dan menarik, dengan memunculkan ikon dan branding Wonotunggal sesungguhnya,”impian Subarno menatap Wonotunggal kedepan.
Sebelum saya maju di pergulatan demokrasi pildes Wonotunggal tahun ini, saya adalah karyawan hotel di Batang, dan juga merangkap sebagai ketua RT 03 pedukungan Wonotunggal. Perlu diingat Wonotunggal adalah desa dari pusat kota kecamatan tentunya membutuhkan indentitas yang lebih baik, inovatif dan strategik dalam menata dan mengelola,”tandas Subarno yang memiliki hobi sepak bola menuturkan.(Sukirno)