Pemikir Milenial Maarif Institute Belajar Keteladanan Master Cheng Yen-Tzu Chi

Pemikir Milenial Maarif Institute Belajar Keteladanan Master Cheng Yen-Tzu Chi

Mediarealitanews.com
Pemikir milenial yang tergabung dalam peserta Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan Ahmad Syafii Maarif (SKK-ASM) III yang digelar oleh Maarif Institute Jakarta di Depok, Jawa Barat dari Jumat-Kamis, 13-19 Desember 2019, berkesempatan melakukan kunjungan studi lapangan ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Jalan Pantai Indah Kapuk, Boulevard, Jakarta Utara, Selasa (17/12).




Dua puluh lima peserta yang notabene terdiri atas akademisi, aktivis dan mahasiswa pascasarjana dari berbagai daerah di Indonesia itu ingin belajar meneladani pemikiran dan nilai hidup Bhiksu Master Cheng Yen pada Tzu Chi.

Kepala Sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Suriadi saat menerima rombongan peserta, menyampaikan Tzu Chi menjadi yayasan yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan yang berpusat di Hualien, Taiwan. Tzu Chi didirikan tahun 1966 oleh Bhiksu Master Cheng Yen.

“Pesan kemanusiaan selalu diajarkan dengan berbuat kebajikan yang harus dilakukan setiap hari. Cinta kasih menjadi kekuatan moral yang mendorong keterpanggilan untuk berbuat kebajikan,” jelasnya.

Suriadi menjelaskan, Tzu Chi secara harfiah berarti memberi dengan cinta kasih. Misinya memberikan bantuan materi dan menumbuhkan cinta kasih dan rasa kemanusiaan dalam diri pemberi dan penerima bantuan.

“Tzu Chi bercita-cita untuk menyucikan hati manusia, mewujudkan masyarakat aman dan tenteram dan dunia terbebas dari bencana,” paparnya.

Untuk itu, lanjut Suriadi, cita-cita itu akan terus dicapai dengan menjalankan delapan misi Tzu Chi, yaitu misi amal, kesehatan, pendidikan, budaya humanis, bantuan internasional, donor sumsum tulang, pelestarian lingkungan dan relawan komunitas.

“Tzu Chi menyambut baik dan senang hati kehadiran peserta SKK-ASM III ini. Perjumpaan ini menjadi ruang dialog untuk mengenal antarsesama menyongsong perdamaian bangsa,” terangnya.

Sementara itu, koordinator SKK-ASM III, Mohammad Shofan menjelaskan tujuan studi lapangan ini untuk memberi perspektif baru kebhinekaan. Wacana pluralisme sangat dinamis dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk.

Untuk itu, lanjut Shofan memahami kelompok yang berbeda menjadi modalitas sosial untuk merawat keragaman. Pluralisme ditempatkan sebagai penghargaan atas nilai kemanusiaan yang memang dilahirkan beragam.

“Studi lapangan ini ingin memotret lebih dekat nilai yang dikembangkan oleh Master Cheng Yen pada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Master Cheng Yen mengajarkan nilai kemanusiaan melalui cinta kasih dalam pergaulan kehidupan,” terangnya.

Shofan menambahkan, nilai yang dikembangkan Ma’arif Institute memiliki titik kesamaan dengan Tzu Chi. Titik kesamaan itu pada sikap dan gagasan kemanusiaan yang egaliter, non diskriminasi, toleran dan inklusif.

“Tzu Chi mengidealkan kemanusiaan secara universal yang berlandaskan pada cinta kasih. Menebar cinta kasih ke seluruh dunia sesuai dengan ajaran suci Buddha,” tegasnya. (*)

LIHAT JUGA
Wawancara dengan penari pelajar SMP Pancasila Jatilawang Kabupaten Banyumas



LIHAT JUGA
Ketua DPN PA GSNI / Rektor Universitas Bung  Karno Menguraikan Materi Wawasan Kebangsaan

Lebih baru Lebih lama