Gantikan Plastik dan Styrofoam, WARGA MUSI BANYUASIN OLAH PELEPAH PINANG JADI KOTAK NASI


Musi Banyuasin - Warga Desa Mendis, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, melakukan inovasi mengolah pelepah pinang menjadi piring hingga kotak nasi. Hal ini dilakukan untuk menggantikan penggunaan plastik dan styrofoam.

Pelepah pinang yang biasanya dibakar oleh para petani di Bayung Lencir pun kini mulai dimanfaatkan warga untuk menjadi kerajinan, karena memiliki nilai jual.

"Sebelumnya pelepah pinang ini dibuang begitu saja, kalau pun digunakan hanya dijadikan penutup tempayan saja, tapi kini muncul kreasi baru dari warga,” kata Ketua Kelompok Koperasi Mendis Maju Bersama Supriyanto, Senin (6/1/2019).

Menurutnya, saat ini banyak warga yang tertarik dengan kerajinan tersebut, malahan pesanan juga datang dari luar Sumsel. Warga yang bermukim di kawasan hidrologis gambut Sungai Merang ini pun telah menjual hasil kerajinan tangan tersebut kepada para wisatawan.

"Bahkan ada yang minta dikirim piring dan kotak nasi sebanyak sekitar 2.500 biji," ujar Suprianto. Pesanan ini, lanjutnya, datang dari restoran di Jakarta.

Menurutnya, teknologi pembuatan produk ini relatif sederhana, karena alat yang digunakan hanya mesin press.

“Sebelum cetak, pelepah harus dibasahi agar lebih lentur dan tidak gampang sobek. Setelah pelepah dicuci, kemudian dicetak menggunakan mesin press,” jelasnya.

Setelah pelepah dibentuk, kemudian dikeringkan menggunakan pemanas listrik ataupun dijemur. “Dan uniknya, pelepah tidak perlu dipelitur karena bisa mengkilat secara alami," ungkap Suprianto.

Biasanya, pelepah pinang dibeli dari petani senilai Rp 300-400 per lembar berukuran 25 cm. "Setiap lembar bahan bisa dijadikan maksimal 2 produk," katanya.

Setelah melalui berbagai tahap produksi, piring, kotak nasi dan sendok pelepah siap dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 1.500-1.800 perbuah. Saat cuaca terik, para pengrajin bisa memproduksi hingga 50 ribu buah dalam sebulan.

Inovasi petani hasil pembinaan dari Kelola Sandang ZSL Indonesia ini pun mendapat apresiasi Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza. Menurutnya, program pemberdayaan masyarakat ini sangat membantu masyarakat yang hidup dan bermukim di kawasan hidrologis gambut Sungai Merang, Musi Banyuasin.

“Tentunya program yang baik seperti ini menambah penghasilan warga sebagai bagian pengentasan kemiskinan serta produk yang dihasilkan pun ramah lingkungan," kata Dodi.

Semoga ini bisa menjadi inspirasi untuk menggunakan bahan-bahan lainnya juga dalam upaya mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber
Lebih baru Lebih lama