Bakti Sosial Sunatan Masal dan Sembako Lidik Krimsus RI

SEMARANG
Kegiatan Bakti Sosial Sunatan Masal dan Sembako Lidik Krimsus RI dalam rangka hari Pers serta hari ulang tahun Surat Kabar Umum Berita Patroli dilaksanakan 29-2-2020 di desa Sruwen kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang,
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lidik Krimsus RI Kabupaten Semarang yang juga Kabiro Berita Patroli Ahmad Wibisono SH Selaku Ketua Panitia dan pelaksana Kegiatan. turut hadir Saudara Amin Rohkimin selaku Dewan Pimpinan Daerah (DPD)Lidik Krimsus RI Boyolali. Sedangkan Ketua Dewan Pendiri PBH Lidik Krimsus RI RM.Suwondo didampingi Sekjend Dewan Pimpinan Nasional Elim Makalmai serta Dewan Pakar PBH Lidik Krimsus RI Prof. Ir. Anthony S.H. L.L.M., PhD.


Dalam sambutanya Sekjend DPN Elim Makalmai Menyampaikan tentang bagaimana mewujudkan pemenuhan hak sosial dan ekonomi rakyat yang tidak bisa sepenuhnya dibebankan pada pundak negara.


“Ini menjadi tanggungjawab bersama, semua komponen bangsa, dengan adanya kerjasama dan sinergitas semua pihak sehingga kita mampu menghadapi dinamika globalisasi, mampu memanfatkan peluang-peluang yang menyertai dinamika globalisasi, serta mampu menjadikan dinamika globalisasi itu sebagai kendaraan untuk mencapai kemerdekaan ekonomi Kerakyatan yang Mandiri kata Elim.

Sementara dari jajaran Kepolisian Polsek Tengaran dihadiri Aiptu Selamet selaku Polmas desa Sruwen menanggapi positif giat bakti sosial tersebut,dengan harapan DPD Lidik Krimsus RI yang berdiri diwilayah Hukumnya bisa kompak Kemitranya dalam menangani segala sesuatu permasalahan,agar bisa menyelesaikan dengan baik dan benar. Kedepan giat Baksos seperti ini perlu ditingkatkan dan disosialisasikan jauh-jauh hari supaya mengena keseluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan beliou menegaskan.

Dari jajaran TNI Koramil 06 Tengaran diwakili Serka Prayitno selaku Babinsa desa Sruwen mengharapkan kegiatan semacam ini perlu diperluas untuk masyarakat penerima bantuanya agar bisa merata keseluruh wilayah Teritorialnya, Serka Supriyanto juga mengucapkan bangga dan berterima kasih kepada seluruh panitia dan anggota Lidik Krimsus RI serta SKU Berita Patroli atas bantuan dan kepedulian ke masyarakat. (*)


Baca Juga:
PELATIHAN RUQYAH DI MASJID AGUNG PURWOKERTO 

PURWOKERTO
Masjid Agung Baitussalam Purwokerto pada 1 Maret 2020 mengadakan Pelatihan Ruqyah Syariyyah bersama Ust. Muhammad Faizar Hidayatullah Al Hafidz.



Kegiatan yang dilakukan bekerja sama dengan Arsyada Yadaka Indonesia itu dimulai pada sekitar pukul 08.30 WIB dengan jumlah peserta ada sekitar 500 orang.



Pelatihan dilaksanakan dalam 2 sessi, yang pertama berupa teori dan yang kedua berupa praktik.



Acara pelatihan tersebut berakhir pada sekitar pukul 11.30 WIB menjelang pelaksanaan sholat Dhuhur. (*)

Baca Juga:
GAMELAN TARBIYAH CINTA MERIAHKAN SUASANA SAMBUNG RASA

PURWOKERTO
TarbiyahCinta adalah kelompok musik yang menggunakan gamelan Jawa untuk diharmonisasikan dengan gitar, drum, dan organ dari instrumen musik Barat lainnya.



Kelompok musik ini didirikan oleh para pemuda Desa Lawen Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, yang berguru kepada kelompok musik serupa yaitu Kiai Kanjeng.

Mereka tampil biasanya membawakan lantunan syair religi Islami dan beberapa lagu Barat yang diadaptasi dengan musik gamelan dan instrumen musik Barat.




Seperti pada pertemuan Sambung Rasa Orang Biasa pada 20 Februari 2020,  sejak pra acara kelompok Gamelan TarbiyahCinta tampil dengan beberapa lantunan syair religi Islami, diiringi lantunan musik gamelan Jawa yang diharmonisasikan dengan gitar, drum, dan organ dari instrumen musik Barat.

Topik pembahasan ketahanan pangan yang sedianya serius mengenai kepemilikan lahan, pupuk impor, kurangnya minat generasi muda untuk bergerak di bidang pertanian, dsb. menjadi cair dan tidak kaku.

Terlebih ketika seniman Banyumas yang juga petani yaitu Titut dari Padepokan Cowongsewu mulai bicara mengungkapkan tentang kehidupannya sehari-hari dengan bahasa Ngapak, kemudian "ngibing" dengan sebuah lagu karangannya yang berjudul "Pacul Gowang", ratusan hadirin yang terdiri dari petani, mahasiswa, perwakilan ormas, dan pemangku kebijakan di Banyumas yang memadati Pendapa Si Panji Purwokerto tampak terhibur dan larut dalam kebersamaan.

Pertemuan bertempat di Pendapa Si Panji Purwokerto ini digelar mulai sekitar pukul 20.00 WIB.

Hadir Bupati dan Wakil Bupati Banyumas, Ketua DPRD Banyumas, Kepala Dinas Pertanian Banyumas, Tito Rahardjo Kiai Kanjeng, Doni Kiai Kanjeng, mahasiswa, dll.

Baca Juga:
TARI LENGGER

PURWOKERTO
Tarian rakyat ini telah hidup di Tanah Jawa sejak abad XV sebagai sebuah tarian pergaulan. Sebuah tari sederhana yang tak memakai aturan koreografi seni tradisi. Spontanitas gerak menjadi ciri khas bersama hentakan alunan bunyi instrumen musik pengiringnya. Sejarah tari ini disebut sama tuanya dengan jejak kehidupan masyarakat agraris di tanah Jawa.



Letnan Gubernur Jenderal Inggris di Jawa era 1811-1816 Sir Thomas Stamford Raffles menulis dalam "The History of Java" bahwa Ronggeng adalah tradisi populer di kalangan petani Jawa saat itu. Kedekatan petani dan ronggeng tak lepas dari keyakinan, tarian itu awalnya adalah ritual pemujaan terhadap Dewi Kesuburan yaitu Dewi Sri. Dalam perkembangannya, begitu banyak catatan mengenai sebutan atas tarian ini. Masyarakat Betawi dan Jawa Barat mengenalnya sebagai ngibing. Masyarakat di Pantai Utara Jawa menyebutnya "dombret" dan sintren. Rakyat di Tanah Parahyangan menamakannya "ronggeng gunung".


Masyarakat di Jawa Tengah dan sekitarnya, dan masyarakat Jawa Timur menyebutnya "tayub", atau "lengger", ada juga yang menyebutnya ledhek gandrung. Jauh sebelum era Raffles, bahkan ronggeng disebut pernah dekat dengan penyebaran agama Islam. Ada sebuah cerita bahwa Sunan Kalijaga sengaja tak memberikan jarak antara agama Islam yang sedang ia sebarkan dan tradisi yang telanjur mengakar. Konon pada sekitar tahun 1450 Sunan Kalijaga bahkan ikut menari "tayub", meskipun harus bersembunyi di balik topeng.

Baca Juga:
INDONESIA BAGUS FILE: VIDEO DOKUMENTER SHALAWATAN BARENG CAK NUN



PURWOKERTO
Ini adalah video dokumenter penampilan Emha Ainun Nadjib atau biasa dipanggil Cak Nun ketika digelar event Sinau Bareng Cak Nun di Alun-alun Purwokerto. (*)



Lebih baru Lebih lama