CEGAH PENULARAN CORONA, PMI BANYUMAS LAKUKAN PENYEMPROTAN DISINFEKTAN DI RUMAHMAKAN SAE NIKI PURWOKERTO
PURWOKERTO
Kamis 19 Mei 2020 sekitar 21:45 WIB rumah makan Sae Niki di Jl. Masjid Purwokerto dikunjungi petugas PMI dari team sukarelawan dengan tugas melakukan penyemprotan cairan disinfektan. Hal ini adalah bagian dari upaya melawan penyebaran virus Corona (Covid19) di Kabupaten Banyumas.
Semoga pandemi ini segera berakhir. Amiin (*)
CEGAH PENULARAN CORONA, BPBD BANYUMAS LAKUKAN PENYEMPROTAN DISINFEKTAN
PURWOKERTO
Untuk mencegah penularan virus Corona (Covid-19) maka pada 18 Maret 2020 telah dilakukan penyemprotan cairan disinfektan di Masjid Agung Baitussalam Purwokerto oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas.
Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit.
Untuk mencegah penularan virus Corona, WHO menganjurkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan menghindari atau mengurangi frekuensi memegang mukosa (lapisan dalam rongga tubuh) seperti hidung, mulut, dan mata.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, "WHO sudah menyampaikan bahwa ini sudah ditetapkan sebagai pandemi. Kita butuh gotong royong. Dunia pun menghadapi ini dengan kekuatan yang dimiliki, kita mesti berkontribusi. Negara bertanggung jawab atas semua ini.” (sumber: jatengprov.go.id 14 Maret 2020).
Sementara Presiden Joko Widodo mengatakan, "Setiap kita bisa membantu dan berkontribusi mengurangi laju wabah korona dengan tindakan sederhana. Semoga pandemi ini segera berlalu dan dunia kembali normal dan sehat seperti sebelumnya" (Sumber: Akun Twitter @jokowi 15 Maret 2020)
Kegiatan penyemprotan ini disaksikan juga oleh Ketua Takmir, Ketua Yayasan Masjid Agung Baitussalam Purwokerto, dan beberapa pengurus masjid lainnya. (*)
CARA MUDAH
TINGKATKAN KEWASPADAAN MENGHADAPI CORONA
SEMARANG
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bergerak cepat menyusul kabar hasil tes lab pasien isolasi RSUD dr Moewardi Solo yang meninggal menunjukkan positif virus Corona (Covid-19).
Terkait kabar tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau masyarakat Jawa Tengah pada umumnya untuk meningkatkan kewaspadaan.
Adanya pasien positif Covid-19 yang meninggal, menyebabkan Ganjar membatalkan sejumlah agenda di Solo dan sekitarnya. Ia pun langsung kembali ke Semarang untuk segera melakukan konferensi pers.
***
Sumber
https://www.liputan6.com/regional/read/4201152/ada-kasus-positif-covid-19-gubernur-ganjar-pranowo-imbau-warga-solo-tetap-tenang
CARA MUDAH MENDETEKSI KABAR DUSTA
KEBUMEN
Cukup mudah sebenarnya untuk mendeteksi hoax atau kabar dusta, diantaranya adalah:
1. Pertama dengan nalar, logika, pikiran jernih dan kritis. Jangan mudah untuk diajak berprasangka buruk atau menghakimi orang dan kelompok lain, apalagi hanya karena berbeda suku bangsa atau agama dan kepercayaan.
2. Hoax atau kabar dusta itu disebarkan oleh orang tidak bertanggung jawab. Jadi sering tidak jelas darimana sumbernya, memojokkan pihak lain, menyebar kebencian kepada orang / kelompok lain dan biasanya diiringi perintah atau ancaman untuk menyebarkan (memvirakan), misalnya bila tidak menyebarkan maka akan mendapat musibah, azab, dll.
BERITA BOHONG DAN LARANGAN BAGI UMAT ISLAM MENYEBARKANNYA
PURWOKERTO
Kamis 19 Mei 2020 sekitar 21:45 WIB rumah makan Sae Niki di Jl. Masjid Purwokerto dikunjungi petugas PMI dari team sukarelawan dengan tugas melakukan penyemprotan cairan disinfektan. Hal ini adalah bagian dari upaya melawan penyebaran virus Corona (Covid19) di Kabupaten Banyumas.
PURWOKERTO
Untuk mencegah penularan virus Corona (Covid-19) maka pada 18 Maret 2020 telah dilakukan penyemprotan cairan disinfektan di Masjid Agung Baitussalam Purwokerto oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas.
Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit.
Untuk mencegah penularan virus Corona, WHO menganjurkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan menghindari atau mengurangi frekuensi memegang mukosa (lapisan dalam rongga tubuh) seperti hidung, mulut, dan mata.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, "WHO sudah menyampaikan bahwa ini sudah ditetapkan sebagai pandemi. Kita butuh gotong royong. Dunia pun menghadapi ini dengan kekuatan yang dimiliki, kita mesti berkontribusi. Negara bertanggung jawab atas semua ini.” (sumber: jatengprov.go.id 14 Maret 2020).
Sementara Presiden Joko Widodo mengatakan, "Setiap kita bisa membantu dan berkontribusi mengurangi laju wabah korona dengan tindakan sederhana. Semoga pandemi ini segera berlalu dan dunia kembali normal dan sehat seperti sebelumnya" (Sumber: Akun Twitter @jokowi 15 Maret 2020)
Kegiatan penyemprotan ini disaksikan juga oleh Ketua Takmir, Ketua Yayasan Masjid Agung Baitussalam Purwokerto, dan beberapa pengurus masjid lainnya. (*)
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bergerak cepat menyusul kabar hasil tes lab pasien isolasi RSUD dr Moewardi Solo yang meninggal menunjukkan positif virus Corona (Covid-19).
Terkait kabar tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau masyarakat Jawa Tengah pada umumnya untuk meningkatkan kewaspadaan.
Adanya pasien positif Covid-19 yang meninggal, menyebabkan Ganjar membatalkan sejumlah agenda di Solo dan sekitarnya. Ia pun langsung kembali ke Semarang untuk segera melakukan konferensi pers.
***
Sumber
https://www.liputan6.com/regional/read/4201152/ada-kasus-positif-covid-19-gubernur-ganjar-pranowo-imbau-warga-solo-tetap-tenang
KEBUMEN
Cukup mudah sebenarnya untuk mendeteksi hoax atau kabar dusta, diantaranya adalah:
1. Pertama dengan nalar, logika, pikiran jernih dan kritis. Jangan mudah untuk diajak berprasangka buruk atau menghakimi orang dan kelompok lain, apalagi hanya karena berbeda suku bangsa atau agama dan kepercayaan.
2. Hoax atau kabar dusta itu disebarkan oleh orang tidak bertanggung jawab. Jadi sering tidak jelas darimana sumbernya, memojokkan pihak lain, menyebar kebencian kepada orang / kelompok lain dan biasanya diiringi perintah atau ancaman untuk menyebarkan (memvirakan), misalnya bila tidak menyebarkan maka akan mendapat musibah, azab, dll.