PELATIHAN BUDIKDAMBER MENJADI SOLUSI UNTUK MENJAGA KETAHANAN PANGAN DAN KETAHANAN GIZI
Berikut di bawah ini dokumen video pelatihan Budikdamber Tahap I yang diadakan pada 15 Mei 2020.
Klik gambar di atas untuk melihat videonya.
Semoga wabah pandemi ini segera berakhir, sehingga warga bisa beraktivitas normal kembali. (*)
Purwokerto - Seperti telah kita ketahui, pandemi wabah virus Corona (Covid-19) memberikan dampak luar biasa kepada kehidupan masyarakat. Keadaan pandemi membuat masyarakat berada dalam kondisi waspada dengan antara lain membatasi bepergian, membatasi konsumsi dan menghindari pertemuan-pertemuan. Hal tersebut pada akhirnya juga menimbulkan perlambatan ekonomi yang harus kita hadapi bersama.
Berbagai elemen yang terkena imbas itu meliputi sektor usaha perhotelan, perbelanjaan, transportasi, dan usaha-usaha lainnya, termasuk berbagai Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Untuk menghadapi ancaman krisis ekonomi ini nilai-nilai kultural yang ada di masyarakat harus semakin diperkuat dan diberdayakan, yaitu dengan pemanfaatan nilai-nilai budaya dan sikap hidup masyarakat yang berupa kebiasaan hidup gotong royong, tenggang rasa, tolong menolong, saling berbagi, dll.
Selain itu juga dengan mengembangkan potensi kreatif masyarakat di tengah krisis ekonomi, berupa antara lain menggalakkan budidaya ikan dan tanaman dalam ember (Budikdamber).
Budikdamber diperkenalkan pertama kali oleh dosen budidaya perikanan dari Politeknik Universitas Negeri Lampung, Juli Nursandi pada tahun 2015. Kegiatan budidaya ini adalah kegiatan beternak lele yang sekaligus menanam sayuran dengan menggunakan media ember. Dengan demikian Budikdamber rekatif bisa dilakukan di mana saja, karena tidak memerlukan lahan yang luas.
Teknik Budikdamber atau budidaya ikan dalam ember ini sempat viral beberapa waktu lalu karena menemukan momentum yang tepat pada saat pemerintah memberlakukan secara ketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah tempat.
Budikdamber dinilai banyak orang menjadi kegiatan yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja, termasuk di pekarangan yang sempit sekalipun. Kegiatan Budikdamber juga dianggap tepat sebagai salah satu solusi untuk menjaga ketahanan pangan, gizi dan ketahanan ekonomi masyarakat.
Saat ini pelatihan Budikdamber sudah semakin banyak dilakukan oleh masyarakat. Seperti misalnya di Masjid Agung Baitussalam Purwokerto. Pengurus masjid tersebut sudah menyelenggarakan pelatihan Budikdamber sebanyak tiga kali, dengan peserta yaitu jamaah dan pengurus masjid.
Hadir dosen Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto yaitu Dr. Agung Cahyo Setiawan, S.Pi., M.Si. sebagai narasumber pelatihan.
Peserta pelatihan ini tidak dipungut biaya dan bahkan mendapatkan bantuan bibit ikan, bibit tanaman, ember, gelas plastik untuk pot tanaman, kawat untuk pelindung ember, dan bimbingan / konsultasi.
"Dengan Budikdamber, seseorang dapat beternak ikan (lele) dan menanam sayuran (kangkung) sekaligus, meskipun tidak memiliki lahan yang luas. Kita harapkan pelatihan ini dapat memperkuat dan menjaga ketahanan pangan dan gizi, serta ketahanan ekonomi keluarga," demikian kata Ketua Panitia Pelatihan Ust. Abdul Habib Nasution.
Klik gambar di atas untuk melihat videonya.
Dan berikut di bawah ini dokumen video pelatihan Budikdamber Tahap II yang diadakan pada Sabtu 18 Mei 2020
Semoga wabah pandemi ini segera berakhir, sehingga warga bisa beraktivitas normal kembali. (*)