PANEN BOLED, MUNTHUL, KACANG DAN PEMBUKAAN AGROWISATA PURBADANA DI DESA PANGEBATAN

Untuk merayakan HUT RI ke-75, sekaligus tahun baru Islam 1442 H, petani Desa Pangebatan Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menggelar panen boled, munthul, kacang, Minggu 23 Agustus 2020.

PURWOKERTO - Di lahan bengkok dan milik warga setempat, kelompok tani Sri Rejeki mengungkapkan rasa syukur atas panen yang menjadi lahan pencaharian mereka.

Apalagi hadir Wakil Bupati (Wabup) Banyumas Sadewo Tri Lastiono, Camat Karanglewas Kristianto AP, Kepala Desa Pangebatan Agus Suroto SH, Pak Sujarwo ketua Kelompok Tani "Sri Rejeki", sesepuh desa Pak H. Mahmudin, para petani dan puluhan warga.



Acara syukuran tersebut diinisiasi oleh petani setempat yaitu Kang Titut Edi Purwanto yang juga seniman kondang. Tidak heran bila kegiatan ini dihadiri pula oleh Eyang Jati, Mbah Hadiwijaya, Kaki Gobed, Kang Kirlan dan sejumlah kawan-kawan seniman budayawan Banyumas dari komunitas Goramas.

Klik gambar di bawah ini untuk melihat video rekaman selengkapnya.

Acara dimulai sekitar 10 pagi. Pak Wabup, Pak Camat dan Pak Kades lebih dulu gowes bersepeda dari halaman Balai Desa Pangebatan, menuju lapangan tempat komunitas penggemar burung merpati. 

Di tempat komunitas penggemar burung merpati itu Pak Wabup menyerahkan piala kepada pemilik burung yang telah berhasil menjadi juara dalam lomba kecepatan terbang.

Disini Kang Titut mengajak Pak Wabup, Pak Camat, dan Pak Kades serta warga untuk berjoget sambil menyanyikan lagu karangan Kang Titut yang berjudul "Balapan Dara". 

Selanjutnya, rombongan menuju ke  lahan ubi, dan lahan singkong. Di masing-masing lahan tersebut diadakan acara petik hasil panen yang sekaligus menjadi kesempatan bagi Kang Titut untuk berbicara di depan warga bahwa kita harus bersyukur karena tinggal di negeri yang dianugerahi tanah subur. 

"Jangan hanya berharap diberi dari orang lain. Kita juga punya kekuatan. Mari kita bekerja dan berharap saja kepada Gusti Allah. Siapa menanam, akan menuai hasilnya. Bila kita mau bekerja keras maka kita tentu bisa memetik hasil,' demikian seru Kang Titut.

Kang Titut juga memohon restu kepada Pak Wabup, Pak Camat, Pak Lurah, serta semua hadirin, bahwa di tempat ini warga membuka sebuah paket wisata yang menarik, yaitu Agrowisata Purbadana. 

Nama Purbadana diambil dari nama leluhur warga Desa Pangebatan yang dimakamkan di bawah pohon asem di dekat lahan pertanian itu.

"Ana wong teka maring Pangebatan, bisa maring Desa Pangebatan pit-pitan utawa gowes. Modal sepuluh ewu bali bisa nggawa boled, terus tak wenehi winihe. Tak wenehi wedang gratis! Teh karo gula jawa. Sepuluh ewu, ngegeng lah balikke!" kata Kang Titut.

Para pengunjung tidak perlu khawatir kehabisan, disini para petani memiliki pola tanam yang teratur, sehingga lahan bisa dipanen pada setiap Minggu. 

Seusai memetik hasil bumi panen singkong dan ubi, rombongan kemudian beranjak menuju lahan kacang tanah.

Di dekat lahan tersebut sudah tersedia jajanan pasar. Ada inthil, grontol, awug-awug, klepon, dan wedang asem. Semua merupakan hasil olahan dari ibu-ibu para petani setempat.

Untuk menambah semarak acara, sebelum menikmati sajian itu Kang Titut lebih dulu mengajak Pak Wabup dan hadirin menyanyi satu lagu lagi karya Kang Titut. Kali ini yang berjudul "Mbok Saminah".

Kemudian setelah sejenak menikmati sajian jajan pasar dengan wedang asem dari pohon yang ada di kawasan tersebut, Pak Wabup didampingi Pak Camat dan Pak Kades memanen kacang tanah.

Selesai memanen Kang Titut mengajak semua yang hadir untuk berkumpul dan memohon kepada Gusti Allah. Berharap dan berdoa kepada Gusti Allah, agar pada bulan Muharram yang bertepatan dengan bulan kemerdekaan Indonesia ini, semoga wabah Corona yang telah menjadi pagebluk ini Gusti Allah segera kembalikan. 

"Semoga wabah Corona segera berakhir!" ujar Kang Titut.

Pada akhir pertunjukan, Kang Titut mewakili warga kemudian menyampaikan harapannya kepada pemerintah daerah setempat agar warga dapat dibantu membuat saluran irigasi di lahan tersebut. ***

CEK FAKTA: HOAKS TNI SIAP AMBIL ALIH KEKUASAAN KARENA JOKOWI AKAN DIMAKZULKAN

Kabar tentang TNI siap mengambil alih kekuasaan karena Presiden Jokowi akan dimakzulkan beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan akun Facebook Skema pholitik pada 13 Agustus 2020 lalu.

Akun Facebook Skema pholitik mengunggah sebuah video berisi narasi M4KZULKAN JOKOWI KEMBALI MENGGEM4 TNI SIAP AMBIL ALOH KEKUASAAN !!. "BERITA TERBARU !! MAKZULKAN JOKOW1 KEMBALI MENGGEMATNI SIAP AMBIL ALIH KEKUASAAN..," tulis akun Facebook Skema pholitik.


Kabar tentang TNI siap mengambil alih kekuasaan karena Presiden Jokowi akan dimakzulkan yang diunggah akun Facebook Skema pholitik telah 485 kali dibagikan dan mendapat 943 komentar warganet.

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim bahwa TNI siap mengambil alih kekuasaan karena Presiden Jokowi akan dimakzulkan. Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "Jokowi dimakzulkan, TNI ambil alih kekuasaan".

Hasilnya, tidak ada pemberitaan dari media arus utama yang mengangkat isu tersebut. Liputan6.com justru menemukan artikel yang menjelaskan mengenai Jokowi sulit dimakzulkan pada periode kedua pemerintahannya.

Adalah artikel berjudul "DPR Dikuasai Koalisi, Jokowi Susah Dimakzulkan" yang dimuat situs viva.co.id pada 2 Juni 2020.

VIVA – Wacana pemakzulan atau pelengseran kursi Presiden RI di tengah-tengah pandemi corona Covid-19, terus mengemuka. Puncaknya ketika Fakultas Hukum UGM menggelar diskusi webinar mengenai pemakzulan ini, dan mendapat ancaman dari sejumlah pihak.

Mantan Utusan Khusus Presiden Joko Widodo untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsuddin, juga sempat menjadi pembicara dalam diskusi mengenai ini. Hingga menimbulkan reaksi seperti dari Ade Armando.

Meski wacana pemakzulan ini mengemuka, namun realitas politik di DPR disebut tidak akan menemukan celah untuk melakukan itu terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo saat ini.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, bahkan mengatakan jika memang benar dilakukan, hanya sia-sia saja.

"Soal pemakzulan presiden itu sulit. Karena kita tahu, parlemen itu diisi oleh partai-partai koalisi pendukung presiden," kata Ujang kepada wartawan di Jakarta, Selasa 2 Juni 2020.

Ujang mengatakan, wacana yang berkembang belakangan ini adalah hal biasa dalam demokrasi. Seperti yang terjadi di UGM itu, menurut dia sah-sah saja dalam iklim demokrasi. Ia menyesalkan, sampai ada pelarangan hingga ancaman-ancaman fisik terhadap pemateri dan pihak panitia.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini, ancaman ataupun pelarangan diskusi di alam demokrasi tak bisa dilarang.

"Kebebasan akademik harus dijaga. Dan tak usah takut dengan soal diskusi terkait dengan pemakzulan presiden. Karena kita ini negara demokratis," ujarnya.

Kesimpulan

Klaim bahwa TNI siap mengambil alih kekuasaan karena Presiden Jokowi akan dimakzulkan ternyata tidak benar. Hingga kini, Jokowi masih menjalankan tugasnya sebagai Presiden RI.***

Sumber

https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4335591/cek-fakta-hoaks-tni-siap-ambil-alih-kekuasaan-karena-jokowi-akan-dimakzulkan



Lebih baru Lebih lama