PURNA TUGAS YONIF 132/BS LAKSANAKAN SERAH TERIMA KEPADA YONARMED 3/105 TARIK

Pelaksanaan kegiatan serah terima Yonif 132/BS kepada Yonarmed 3/105 Tarik dilaksanakan di Mako Satgas RI - RDTL Sektor Barat dengan dihadiri warga Desa Eban, Kabupaten Timor Tengah Utara, Sabtu (08/08/2020).

EBAN - Dihadiri oleh Komandan Kodim 1618/TTU Letkol Arm Roni Junaidi pelaksanaan kegiatan tersebut berlangsung tertib.

Diawali oleh sambutan dari Komandan Kodim 1618/TTU. Beliau mengucapkan banyak terimakasih atas konstribusi oleh Yonif 132/BS yang telah mengayomi masyarakat dan memberikan banyak manfaat kepada warga sekitar. Terlihat dari simpati masyarakat kepada Yonif 132/BS yang beramai-ramai datang ke acara tersebut.


Dilanjutkan sambutan dari Komandan Yonif 132/BS Letkol Inf Wisyudha Utama yang juga mengucapkan banyak terimakasih kepada masyarakat yang telah menerima personel Yonif 132/BS selama lebih kurang 11 bulan, khususnya masyarakat Desa Eban. Berkat dukungan dari masyarakat kegiatan Satgas Pamtas Darat RI - RDTL Sektor Barat sukses dan diharapkan pesonel Satgas dapat melanjutkan yang sudah ada serta lebih merangkul masyarakat.

Komandan Batalyon Armed 3/105 Tarik Letkol Arm Laode Irwan Halim, S.I.P., M. Tr. (Han). menambahkan, "Ini merupakan kehormatan yang luar biasa bagi personel Yonarmed 3/105 Tarik, karena kehadiran kami disini dapat diterima dengan ramah oleh warga masyarakat."

Tetua adat Desa Eban Bp. Martinus Fobia (74) juga mengucapkan terimakasih atas apa yang telah dilakukan kepada masyarakat sekitar, baik dari pembangunan maupun perorangan kelompok masyarakat. "Semoga nanti seluruhnya dapat kembali ke rumah dengan selamat dan sehat", tambahnya.

Sebagai penghormatan seluruh masyarakat Desa Eban, di akhir acara diberikan cendera mata kepada personel Yonif 132/BS yang diwakili oleh Komandan Batalyon 132/BS.

Semoga kedepannya Yonarmed 3/105 Tarik dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan Santi Aji guna mendukung kesuksesan Satgas Pamtas Darat RI - RDTL Sektor Barat TA 2020. (*)


CEK FAKTA: TIDAK BENAR AHLI PENYAKIT MENULAR SUDAH TEMUKAN OBAT VIRUS CORONA SEJAK 15 TAHUN LALU

Di Facebook beredar kabar ada seorang ahli penyakit menular asal Amerika Serikat, Dr. Anthony Fauci telah menetapkan klorokuin dan hidroksikloroquine sebagai obat yang paling ampuh menangkal virus corona. Fauci disebut-sebut sudah mengetahui obat tersebut sejak 15 tahun lalu.

Team Cek Fakta Liputan6.com menemukan dua akun Facebook yang percaya kalau Fauci sudah menemukan obat virus corona sejak 2005. Dua akun itu atas nama Mazi Ifeanyichukwu Okolie dan Sarah Iman Robinson.

Dalam Facebook mereka masing-masing keduanya membahas soal: The Virology Journal, sebuah penelitian yang dipublikasikan secara resmi oleh National Institutes of Health, Dr. Fauci.

Begini narasi inti yang mereka bagikan di Facebook:

"Dr. Fauci menerbitkan apa yang sekarang menjadi artikel blockbuster pada 22 Agustus 2005, di bawah judul - bersiaplah untuk ini - 'Chloroquine adalah penghambat kuat infeksi dan penyebaran SARS virus corona.

Ini berarti, tentu saja, bahwa Dr. Fauci telah mengetahui selama 15 tahun bahwa klorokuin dan hydroxychloroquine (HCQ), tidak hanya mengobati kasus virus corona saat ini ('terapeutik') tetapi juga mencegah kasus di masa depan ('profilaksis'). Jadi HCQ berfungsi sebagai obat dan vaksin."

Lalu, benarkah Dr. Anthony Fauci telah mengklaim klorokuin dan hidroksikloroquine sebagai obat yang paling ampuh menangkal virus corona?

Penelusuran Fakta

Tim Cek Fakta Liputan6.com yang menelusuri dan menemukan sebuah artikel dari AFP yang berjudul: 'Hoax circulates online that Fauci ‘knew’ about effective coronavirus treatments in 2005'. Artikel itu dipublikasikan pada 7 Agustus 2020.

Dalam artikel tersebut, dikatakan kalau Dr. Anthony Fauci telah menjadi direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) di bawah Institut Kesehatan Nasional (NIH) Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS sejak 1984.

AFP juga memaparkan chloroquine sebagai obat malaria dan amebiasis. Sedangkan Hydroxychloroquine (HCQ), metabolit klorokuin yang kurang beracun, digunakan untuk mengobati penyakit rematik, menurut studi tahun 2020 ini.

AFP juga memaparkan studi asli Dr Anthony Fauci di tahun 2005. Studi dalam bentuk makalah itu diterbitkan setelah wabah sindrom pernafasan akut parah (SARS) tahun 2003.

Menanggapi postingan menyesatkan tersebut, salah satu penulis makalah asli selain Dr, Anthony Fauci, yani Dr Eric Bergeron ikut bersuara. "Itu benar-benar tidak masuk akal."

"Makalah ini hanya menunjuukan kalau klorokuin bekerja dalam eksperimen kultur sel. Kemudian penelitian pada tikus menunjukkan kalau klorokuin tidak efektif melawan SARS-CoV," katanya.

"Hasil kami yang dipublikasikan menunjukkan bahwa klorokuin harus dipertimbangkan dalam uji coba pada manusia, tetapi uji coba menunjukkan bahwa klorokuin tidak efektif melawan SARS-CoV-2 (yang menyebabkan COVID-19)," ujar Bergeron menegaskan.

Sementara itu, juru bicara NIAID yang tidak disebutkan namanya mengatakan: "Dr. Fauci telah menyatakan ada kekurangan bukti yang baik dalam uji coba terkontrol yang menunjukkan kalau hydroxychloroquine adalah obat yang efektif melawan covid-19."

Tim Cek Fakta Liputan6.com juga mengutip pernyataan resmi WHO pada 7 Agustus 2020 yang menyebut kalau mereka belum menemukan obat ampuh untuk membunuh virus corona covid-19.

"Penyalahgunaan hydroxychloroquine dapat menyebabkan efek samping dan penyakit yang serius dan bahkan menuju kematian," bunyi pernyataan resmi WHO. (*)

Sumber

https://m.liputan6.com/cek-fakta/read/4325809/cek-fakta-tidak-benar-ahli-penyakit-menular-sudah-temukan-obat-virus-corona-sejak-15-tahun-lalu?utm_source=Mobile&utm_medium=copy-link&utm_campaign=Share_Hanging


Lebih baru Lebih lama