TONGKAT KOMANDO YONARMED 11 KOSTRAD RESMI DISERAHKAN KEPADA MAYOR ARM ADIN SUROYO, S.SOS

Danmenarmed 1/PY/2 Kostrad, Kolonel Arm Sumanto S.Sos M.M secara resmi menyerahkan tongkat Komando Batalyon Armed 11 Kostrad dari Letkol Arm Asep Ridwan SH M.Han kepada Mayor Arm Adin Suroyo S.Sos, Sabtu (1/8/2020).

MAGELANG
Upacara serah terima jabatan (sertijab) Komandan Batalyon Armed 11 Kostrad dilaksanakan di lapangan apel Yonarmed 11 Kostrad, Kota Magelang.


Menurut Danmenarned1/py/2 Kostrad  kolonel Arm Sumanto, mekanisme serah terima jabatan selalu mengacu pada prinsip pembinaan personil dan pembinaan organisasi yang saling berkaitan satu sama yang lain. Ia mengatakan Sertijab bertujuan untuk meningkatkan produktivitas organisasi serta pengembangan karier bagi perwira yang bersangkutan.

Kegiatan tersebut turut hadir Danmenarmed 1 Kostrad, Wadanrindam IV Diponegoro, Dandim 0705 Magelang, Kapolres Magelang Kota, Kapolres Magelang, Danyonarmed 1 Kostrad, Danyonarmed 12 Kostrad, Kepala Rumah Sakit Tentara Magelang, Kabenglap IV Diponegoro, Danyonarmed 3, Dantepbek IV Diponegoro, Dansupdenpom IV Diponegoro, Dansupdenzibang IV Diponegoro dan Bupati Kota Magelang.

Dalam sambutannya, Kolonel Arm Sumanto S.Sos M.M menyampaikan serah terima jabatan ini merupakan momen penting dan penuh makna sebagai suatu tahapan proses kaderisasi kepemimpinan di lingkungan Batalyon Armed 11 Kostrad.

“Pada kesempatan ini atas nama seluruh prajurit Batalyon Armed 11 Kostrad, saya mengucapkan terimakasih dan selamat bertugas di tempat yang baru kepada Letkol Arm Asep Ridwan SH M.Han. Selanjutnya kepada Mayor Arm Adin Suroyo S.Sos, saya mengucapkan selamat atas kepercayaan yang diberikan pimpinan sebagai Danyonarmed 11 Kostrad yang baru,” jelasnya.

Serah terima jabatan (sertijab) kali ini berlangsung secara khitmad di tengah pandemi covid-19. Seluruh prajurit Yonarmed 11 Kostrad mengucapkan selamat bertugas di tempat yang baru kepada Letkol Arm Asep Ridwan SH M.Han dan juga prajurit Yonarmed 11 Kostrad mengucapkan selamat datang kepada Danyonarmed 11 Kostrad yang baru, yakni Mayor Arm Adin Suroyo S.Sos. 

Setelah itu, dilaksanakan kegiatan ramah tamah bersama para undangan dan seluruh prajurit Yonarmed 11 Kostrad di ruang Gedung Guntur Geni sekaligus menyampaikan kesan dan pesan untuk Satuan Yonarmed 11 Kostrad serta pemberian kenang-kenangan kepada Letkol Arm Asep Ridwan, S.H., M.Han. yang menjabat Dandim Natuna. Sedangkan penggantinya Mayor Arm Adin SuryonS.Sos sebelumnya bertugas di Makostrad. (*)

CEK FAKTA: TIDAK BENAR MEMAKAI MASKER BISA BIKIN RADANG SELAPUT DADA

Beredar viral di media sosial Facebook dan Twitter tentang penggunaan masker yang bisa menyebabkan pleurisy atau radang selaput dada. Kabar ini beredar sejak akhir bulan lalu.

Salah satu akun yang mengunggahnya di Twitter adalah @BeachMilk. Postingan tersebut diunggah pada Senin (27/7/2020) lalu.



Postingan ini telah mendapat lebih dari 1700 retweet dan 1600 likes di Twitter. Berikut isinya:

"My daughter. 19 yrs old. Healthy. Frontline worker at a huge grocery store chain. Started feeling sick about two weeks ago. Side and back pain. Nausea.. Chest pain. Primary doc sent her for chest x-ray.. Something "lit up" on right side. Sent for MRI. Cat scan. Ultra sound of back and abdomen areas..NOTHING.. While at work was unable to breathe. Chest pain. Rushed to e.r. quarantined. Tested for covid. Young. By herself because no one can be with her. Turns out its pleurisy.. An inflection of the outside of the lining of the lungs. They basically tell her.. It's because she has been wearing a mask for over 8 hours a day 5-6 days a week. Breathing in her own bacteria. Carbon dioxide.. Caused an infection. And now she is in severe pain. Has to be off work with no pay.. But you wont see that on social media! She's 19. Healthy. And now is bed bound and struggling to breathe. Antibiotics. Steroids. Breathing "treatments."

Yang artinya

"Anak perempuanku. 19 tahun. Sehat. Pekerja garis depan di rantai toko kelontong besar. Mulai merasa mual sekitar dua minggu lalu. Nyeri sisi dan punggung. Mual .. Nyeri dada. Dokter primer mengirimnya untuk rontgen dada .. Sesuatu "menyala" di sisi kanan. Dikirim untuk MRI. Suara ultra dari daerah punggung dan perut..Tidak ada .. Saat bekerja tidak dapat bernapas. Nyeri dada. Bergegas ke UGD. Dikarantina. Diuji untuk covid. Muda, sendiri karena tidak ada yang bisa bersamanya. Ternyata itu radang selaput dada .. Infleksi bagian luar dari lapisan paru-paru. Mereka pada dasarnya memberitahunya .. Itu karena dia telah memakai masker selama lebih dari 8 jam sehari 5-6 hari seminggu. Bernapas dalam bakteri sendiri. Karbon dioksida .. Menyebabkan infeksi. Dan sekarang dia sangat kesakitan. Harus pergi bekerja tanpa bayaran .. Tapi Anda tidak akan melihatnya di media sosial! Dia 19. Sehat. Dan sekarang ranjang terikat dan berjuang untuk bernafas. Antibiotik. Steroid. Perawatan pernapasan."

Lalu benarkah klaim dalam postingan tersebut tentang pemakaian masker yang bisa menyebabkan radang selaput dada atau pleurisy?

Penelusuran Fakta:

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tersebut dengan mengetik kata kunci "wearing face mask pleurisy" di mesin pencarian Google.

Hasilnya ada artikel AFP Factcheck yang membahas klaim tersebut. Artikelnya berjudul, "Wearing a face mask does not put you at risk of developing pleurisy, health experts say."

Dalam artikelnya AFP Factcheck meminta penjelasan dari Departemen Kesehatan Australia di kota Victoria. Hasilnya Depkes Australia menyebut pleurisy atau radang selaput dada hanya disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri, pembekuan darah di paru-paru dan kondisi autoimun.

Selain itu AFP Factcheck juga meminta penjelasan dari Dr. Leon van den Toorn, presiden the Dutch Association of Doctors for Lung Diseases and Tuberculosis dan a pulmonologist di Erasmus University Medical Centre.

"Sama sekali tidak ada indikasi penggunaan masker menimbulkan risiko bagi diri sendiri," ujar van den Toorn.

Selain itu ada artikel lain yang membahas kabar tersebut dengan judul artikel "Face masks will not cause pleurisy, experts say"

Dalam artikelnya, AP meminta penjelasan dari Humberto Choi, Pulmonologist dari Cleveland Clinic.

"Ada ribuan pekerja medis bekerja menggunakan masker setiap hari. Bahkan masker yang mereka pakai lebih ketat dari masker bedah dan hingga sekarang belum ada yang terkena pleurisy."

Kesimpulan:

Klaim yang menyebut memakai masker bisa menyebabkan pleuritis atau pleurisy adalah hoaks.

Sumber
Lebih baru Lebih lama