MAHFUD INSTRUKSIKAN APARAT UNGKAP KASUS PENUSUKAN SYEKH ALI JABER

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD telah menginstruksikan seluruh aparat baik aparat keamanan maupun intelijen untuk menyelidiki peristiwa penusukan yang menimpa Syekh Ali Jaber di Masjid Afaludin Tamin Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, pada Minggu (13/9), secara tuntas dan transparan.

JAKARTA - "Saya sudah menginstruksikan kepada seluruh aparat, baik itu aparat keamanan, maupun intelijen, bahkan saya juga sudah meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Densus dan BIN bersama kepolisian, saya sudah minta agar menyelidiki kasus ini dengan sebaik–baiknya dan setransparan mungkin," kata Mahfud dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.

Oleh sebab itu, lanjut Mahfud di kediamannya, kepada semua aparat itu untuk melakukan pemetaan, pemantauan dan perlindungan penuh kepada Dai, terutama para ulama.

 Terkait dengan beredarnya informasi bahwa pelaku mengalami gangguan kejiwaan, Mahfud mengatakan bahwa saat ini aparat masih melakukan penyelidikan terkait latar belakang dan jaringan yang ada di belakang pelaku penusukan.

 "Spekulasi di masyarakat ada dugaan berdasar pengakuan keluarganya, si penusuk ini sakit jiwa. Tapi kita belum percaya, kita pasti akan tau dia sakit jiwa betul atau tidak, itu nanti setelah diselidiki. Kalau orang sakit jiwa jejak digitalnya seperti apa, keluarga melihatnya kayak apa, tetangganya melihatnya seperti apa, temen-temennya melihatnya seperti apa, baru kita bisa menyimpulkan dia sakit jiwa. Oleh sebab itu sampai ini, kami atau pihak aparat terus menyelidiki bagaimana latar belakang dan apa jaringan yang ada di belakang anak ini," jelas Mahfud.

 Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menambahkan pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi kebebasan umat beragama, apapun pandangan politiknya.

 Pemerintah, tambah dia, tidak akan mampu membangun masyarakat tanpa adanya peran serta para ulama dan para juru dakwah yang telah bekerja dengan ikhlas.

 "Da’i apapun pandangan politiknya, itu harus dilindungi kalau sedang berdakwah. Itu yang terpenting. Kita hidup selama ini bangsa Indonesia, budaya- budaya yang baik itu justru ditimbulkan oleh dakwah-dakwah para pendakwah kita yang telah bekerja dengan ikhlas," paparnya.

Di tahun 2011 Menko Polhukam pernah hadir dan mendengar ceramah yang dibawakan oleh Syekh Ali Jaber. Ia mengatakan bahwa Syekh Ali Jaber adalah pendakwah yang tidak berpolitik dan sangat baik.

Pada Senin sore Menko Polhukam menemui Syekh Ali Jaber secara langsung untuk mengetahui kondisi kesehatannya.

Atas doa semua warga Indonesia Menko Polhukam Mahfud MD Alhamdulillah, bisa bertemu langsung dengan Syekh Ali Jaber malam ini di kediaman beliau.

"Senang bisa melihat beliau ternyata sehat wal'afiat, kuat fisiknya, dan tetap semangat bercerita tentang kegiatan dakwahnya selama ini," kata Mahfud.

Selain menyampaikan simpati atas nama Pemerintah, juga menyampaikan bahwa Pemerintahan akan mengusut terus kasus di Lampung kemarin secara transparan. 

Beliau sempat menitipkan salam sungkem untuk Presiden Jokowi bahwa Syeikh Ali Jaber baik - baik saja.

Akhir pertemuan mereka doa bersama  untuk kesembuhan dan agar Indonesia selalu damai dan aman. ***

[SALAH] DARI DR. Ir. Hj. SRI NURDIATI, DEKAN FMIPA IPB : “BANYAK YANG TIDAK TAHU: INI RAHASIA IMUNITAS TUBUH”


Beredar artikel berjudul “Banyak Yang Tidak Tahu: Ini Rahasia Imunitas Tubuh” yang dimuat di situs beritanow[dot]com pada 16 April 2020.

Berikut kutipan isi artikel tersebut:

“Dari DR. Ir. Hj. Sri Nurdiati, Dekan FMIPA IPB dan Dosen Biokimia IPB. Banyak orang nggak sadar pentingnya “ANTIBODI” stoknya harus selalu ada. Orang lebih panik masker atau hand sanitizer hilang di pasaran. Harusnya kita lebih panik kalau “ANTIBODI” hilang di tubuh, karena virus tidak mungkin dihindari..."

“Point penting dari diskusi:

1. Virus itu hanya bisa dikalahkan oleh ANTIBODI”

PENJELASAN

Berdasarkan hasil penelusuran Tim Periksa Fakta Tirto dan Tim Cek Fakta Tempo, klaim bahwa ada artikel yang mengatasnamakan Dekan FMIPA IPB, Dr. Sri Nurdiati adalah klaim yang salah.

Bukan dari Dr. Ir. Sri Nurdiati. Dilansir dari situs resmi IPB, pada 20 April 2020 Sri Nurdiati membantah bahwa ia pernah menulis pesan berantai itu.

Berdasarkan penelusuran Tirto, Dr. Sri Nurdiati memang benar merupakan Dekan FMIPA IPB. Namun, catatan dalam laman resmi IPB menyatakan bahwa beliau bukan dosen Biokimia, melainkan dosen di Departemen Matematika, tepatnya bagian Matematika Komputasi.

Namun, dilansir dari situs resmi IPB, Sri Nurdiati membantah bahwa ia pernah menulis pesan berantai itu.

“Bukan saya yang menulisnya. Akibatnya, saya harus mengklarifikasi pertanyaan yang datang bertubi-tubi ke saya, bahwa itu bukan tulisan saya,” kata Sri pada 20 April 2020.

Meskipun begitu, Sri menyatakan bahwa pesan berantai itu berisi informasi yang positif, tentang bagaimana memperkuat antibodi di dalam tubuh manusia.

“Namun sayang, artikel itu mencantumkan nama saya, lengkap dengan jabatan dan institusi saya,” ujarnya.

Dalam pernyataan itu, Sri juga menambahkan tips tentang bagaimana menjaga hidup agar tetap sehar di tengah pandemi Covid-19.

Berikut klarifikasi lengkap dari Dr. Sri Nurdiati yang dimuat di situs ppid.ipb.ac.id pada 20 April 2020:

“INFORMASI PENTING

IPB University

20 April 2020

Dekan FMIPA IPB: yang viral itu bukan tulisan saya

Di awal-awal masa WFH diberlakukan, ada artikel yang viral beredar, isinya tentang bagaimana memperkuat antibodi di dalam tubuh manusia. Sebenarnya isinya cukup bagus dan bisa menjadi edukasi bagi masyarakat umum. Namun sayang, artikel itu mencantumkan nama saya, lengkap dengan jabatan dan institusi saya, padahal bukan saya yang menulisnya. Akibatnya, saya harus mengklarifikasi pertanyaan yang datang tertubi-tubi ke saya, bahwa itu bukan tulisan saya.

Awalnya, saya ingin mengabaikan masalah ini, apalagi dengan WFH ternyata kesibukan saya malah bertambah. Namun atas saran beberapa teman, saya kemudian mengirimkan email protes kepada pimpinan redaksi dari sebuah website yang memuat tulisan tersebut. Protes saya ditanggapi dengan permintaan maaf dari pimpinan redaksi dan janji akan menghapus artikel tersebut dari website nya. Setelah itu, pertanyaan yang isinya mengklarifikasi apakah itu tulisan saya atau bukan, sudah mulai mereda dan sempat terhenti beberapa saat.

Hari-hari ini, kembali saya mendapat pertanyaan serupa dari sana-sini, karena artikel yang sama beredar lagi. Saya jadi berpikir, harus membuat klarifikasi secara tertulis bahwa artikel tersebut bukan tulisan saya. Tulisan ini dimaksudkan utuk klarifikasi artikel yang viral tersebut.

Kalau dibaca ulang artikel itu, sekali lagi saya tegaskan bahwa sebenarnya isinya berupa informasi positif, dan karena sudah terlanjur viral dengan nama saya di dalamnya, maka di sini saya ingin melengkapi informasi yang diberikan dengan tips bagaimana cara menjaga hidup agar tetap sehat di musim pandemi COVID19.

Tentu saja, tips yang saya berikan ini dimaksudkan untuk melengkapi beberapa tips sehat yang sudah di endorse oleh berbagai kalangan, antara lain: nasehat agar stay at home menerapkan social distancing, menggunakan masker dan sarung tangan plastik, rajin mencuci tangan, istirahat dan olahraga yang cukup, makan makanan yang sehat dan bergizi, serta mengkonsumsi berbagai vitamin dan mineral untuk meningkatkan daya tahan tubuh kita. Nah, setelah semua ikhtiar itu dilakukan, kita masih harus berusaha menjaga agar hati kita tetap nyaman. Karena hanya dengan hati yang nyaman, proteksi di dalam diri kita akan bekerja secara maksimal.

Berikut ini adalah tips untuk membuat hati kita tetap nyaman. Pertama, cobalah berdamai dengan Sang Maha Pencipta. Caranya adalah dengan selalu berbaik sangka kepadaNya, mencoba ikhlas menerima semua ketentuanNya serta selalu bertaqwa dan bertawakal hanya kepadaNya. Berikutnya, cobalah berdamai dengan sesama manusia dan alam ciptaanNya. Jadilah pribadi yang berakhlak mulia. Jagalah kelestarian alam sekitar, jangan berbuat kerusakan dan terus berbuat baiklah untuk sesama.

Kemudian yang tidak kalah penting, cobalah untuk berdamai dengan diri sendiri. Kita hanya bisa berdamai dengan diri sendiri, bila kita sudah mampu memaafkan, melupakan kekecewaan dan move on. Mudah-mudahan dengan tips sederhana ini, kita bisa menjaga hati kita agar tetap nyaman, sehingga mesin proteksi yang ada di dalam tubuh kita dapat bekerja secara maksimal.”

Sumber

https://covid19.go.id/p/hoax-buster/salah-dari-dr-ir-hj-sri-nurdiati-dekan-fmipa-ipb-banyak-yang-tidak-tahu-ini-rahasia-imunitas-tubuh

Lebih baru Lebih lama