Kemarin pada hari Jumat 9 Oktober 2020 Gerakan Rakyat Magelang Raya (Geram) mengadakan unjukrasa menolak Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja bertempat di depan Artos Mall Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
MAGELANG - Anang Aminudin selaku kordinator aksi di hadapan para awak media mengatakan, "Kami sebagai komponen rakyat kecewa dengan DPRRI yang tidak mendengarkan, tidak memperhatikan aspirasi rakyat yang memilihnya, khusus kemarin kan para buruh di mana-mana melakukan unjukrasa".
"Jadi ini menurut saya adalah satu pengertian aspirasi rakyat yang sangat nyata. Kami juga menyuarakan aspirasi kami untuk memprotes keras bahkan menolak Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law) dibatalkan. Ini adalah mosi tidak percaya kami kepada DPR RI tetapi melihat beberapa fenomena di kota-kota lain, Magelang mengemas unjuk rasa menolak undang- undang Cipta Kerja lebih simpati dan lebih nyaman, "ucap Anang.
"Sebagai anak bangsa ingin memberikan masukan kepada pemerintah agar Undang-undang Cipta Kerja dicabut. Kegiatan ini sebenarnya akan dilaksanakan di Alun-alun Kota Magelang, karena sesuatu hal kegiatan ini dilaksanakan di depan Artos Mall Magelang," imbuhnya.
"Aksi unjuk rasa ini hanya sebagai perwakilan, karena kami selaku penanggung jawab akan kerepotan manakala mendatangkan massa terlalu banyak. Ketika tidak ada penyusup atau provokator dari awal acara sampai akhir akan berjalan dengan tertib lancar dan damai," tegas Anang.
Selama orasi kurang lebih dua jam, TNI, Polri dan Satpol PP selalu memberikan pengamanan sangat humanis, mengedepankan para Polwan untuk menjaga para pengunjuk rasa, sehingga para pengunjuk rasa merasa nyaman. Hingga akhir kegiatan berjalan lancar," jelas Anang.
Namun hal yang tidak terduga tiba- tiba terjadi, ada ratusan pengunjuk rasa berusia belasan tahun mengadakan orasi di depan kantor Wali Kota Magelang menolak Undang-undang Cipta Kerja. Mereka bukan warga Kota Magelang tapi dari luar Kota Magelang.
Komandan Komando Distrik Militer (Kodim 0705) Magelang Letkol Czi Antok Indriyanto S.Sos dan Kapolres Magelang Kota Polda Jawa Tengah AKBP Nugroho Ari Setyiawan SIK,MM.CPE memberikan himbauan kepada para pengunjuk rasa yang masih berusia belasan tahun, supaya membubarkan diri. Akan tetapi himbauan tersebut ditanggapi dengan pelemparan batu dan botol. Pengunjuk rasa bukan mundur malah semakin brutal.
"Sehingga petugas mengambil tindakan tegas menembakkan gas air mata. Akhirnya massa membubarkan diri lari tunggang langgang. Tiidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut serta tidak ada kerusakan gedung milik pemerintah maupun rumah penduduk yang rusak. Demikian pula tidak ada taman yang rusak akibat unjukrasa," jelasnya.
***
[CEK FAKTA] KOPASSUS TURUN GUNUNG BELA GATOT NURMANTYO? INI FAKTANYA
Beredar video dengan narasi yang menyebutkan pasukan elite TNI Angkatan Darat Komando Pasukan Khusus (Kopassus) turun tangan membela mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang ditolak saat hendak berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata. Video ini beredar di media sosial facebook.
Akun Facebook atas nama Latifah Lina membagikan ulang video ini dari akun facebook atas nama Ahmad Bakti pada 1 Oktober 2020 yang. Dalam unggahannya terdapat narasi sebagai berikut.
"Tak terima mantan pimpinannya (Gatot Nurmantyo) diteriaki Anj*ng oleh Kusnan dr Kader PDIP .. Kopasus mulai turun gunung.
GAWAT..GAWAT..GAWAT..!!!"
Penelusuran:
Dari hasil penelusuran tim cek fakta medcom.id, klaim Kopassus turun gunung bela Gatot Nurmantyo adalah salah. Faktanya, video tersebut adalah perdebatan antara Komandan Kodim Jakarta Selatan dengan sejumlah purnawirawan TNI yang hendak berziarah ke makam pahlawan revolusi di TMP Kalibata.
Dilansir dari Merdeka.com, dalam video yang viral di media sosial terjadi perdebatan antara Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan purnawirawan TNI dengan Dandim Jakarta Selatan Kolonel Inf Ucu Yustiana.
Perdebatan terjadi ketika rombongan dari para peserta tabur bunga ini ingin masuk ke area TMP Kalibata. Mereka ingin melakukan penyekaran terhadap sejumlah makam pahlawan.
Menanggapi hal tersebut, Dandim Jakarta Selatan Kolonel Inf Ucu Yustiana membantah jika dirinya sempat berdebat dengan Gatot. Saat itu, ia hanya mengingatkan terhadap para rombongan agar tetap mengikuti protokol kesehatan yang sudah ada.
"Sebenarnya bukan berdebat, saya cuma mengingatkan untuk protokol kesehatan selama PSBB di Jakarta, terutama pembatasan jumlah orang untuk melaksanakan kegiatan ziarah dan beliau menerima penjelasan saya," kata Ucu Yustiana dilansir Merdeka.com.
Dilansir dari RRI.co.id, akhirnya rombongan purnawirawan diperbolehkan masuk TMP Kalibata walaupun hanya 30 orang sebagai perwakilan.
"Ini di makam pahlawan ya, anda punya Sapta Marga sumpah prajurit, anda bertanggungjawab kepada Tuhan YME bahwa kami purnawirawan akan menghormati para pahlawan yang jadi korban G30 S PKI," ujar Gatot dalam video tersebut.
Dandim menegaskan, dia hanya melaksanakan tugas dan tidak bermaksud melarang Gatot dan para purnawirawan untuk nyekar ke makam pahlawan.
"Kami hanya menjalankan tugas agar sesuai dengan protokol kesehatan," jawab Kolonel Ucu.
Kesimpulan:
Klaim Kopassus turun gunung bela Gatot Nurmantyo adalah salah. Faktanya, video tersebut adalah perdebatan antara Komandan Kodim Jakarta Selatan dengan sejumlah purnawirawan TNI yang hendak berziarah ke makam pahlawan revolusi di TMP Kalibata.
Informasi ini jenis hoaks False context (konteks keliru). False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Referensi:
https://rri.co.id/nasional/peristiwa/906169/sebelum-ricuh-gatot-dan-dandim-jaksel-sempat-berdebat
*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surel cekfakta@medcom.id atau WA/SMS ke nomor 082113322016 follow instagram @cekfaktamedcom