Putra dan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut kontestasi Pilkada 2020. Hasil quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga survei menyentuh garis finish. Baik Gibran Rakabuming Raka maupun Bobby Nasution menang Pilkada versi quick count lembaga survei.
SOLO - Di Pilkada Solo, hasil hitung cepat lembaga Vox Poll menunjukkan pasangan Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa unggul 86,65 persen. Sedangkan pasangan Bagyo-Supardjo 13,34 persen. Suara masuk sudah 100 persen, Rabu (9/12).
Lembaga survei Charta Politika juga sudah 100 persen suara masuk. Hasilnya, Gibran unggul 87,2 persen dan Bagyo 12,8 persen.
Dari dua hasil tersebut, Gibran unggul telak. Namun, penetapan pemenang tetap menunggu real count dari KPUD.
Pasangan Gibran-Teguh yang diusung oleh PDIP itu didukung oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa. Partai Solidaritas Indonesia dan Partai NasDem. Sedangkan Bagyo-Supardjo merupakan pasangan dari jalur independen. Pilkada Solo hanya diikuti dua pasangan calon saja.
Di Pilkada Medan, pasangan Bobby Nasution-Aulia Rahman menang berdasarkan hasil quick count lembaga survei Populi Center. Data masuk di quick count Populi Center sudah 100 persen pada pukul 16.45 WIB.
Bobby Nasution-Aulia Rahman menang tipis atas pesaingnya Akhyar Nasution-Salman Alfarisi. Bobby-Aulia meraup suara 53,34 persen berbanding Akhyar-Alfarisi di angka 46,66 persen. Kedua paslon ini hanya terpaut sekitar 7 persen suara. ***
[SALAH] OBRAL MURAH BATU BARA RI KE CHINA HANYA Rp103.000/TON
Sebuah akun Facebook bernama Agus Kholid mengunggah narasi disertai foto yang menyebutkan bahwa Indonesia mengobral batu bara dengan harga murah kepada China, yakni sekitar Rp103.000/ton kepada China.
Setelah ditelusuri, ternyata perhitungan tersebut salah. Rp103.000 yang ditulis dalam narasi tersebut merupakan hasil dari Rp20,6 Triliyun dibagi 200 juta ton, itu lah yang dikatakan sebagai harga dari batu bara. Padahal, Rp20,6 Triliyun itu merupakan nilai kontrak antara Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dengan China Coal Transportation and Distribution (CCTDA).
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan. “Nilai kesepakatan antara perusahaan-perusahaan yang hadir pada saat penandatanganan kerjasama adalah senilai USD1,46 miliar (Rp20,6 Triliyun)”.
Lalu mengenai 200 juta ton itu adalah total target yang diharapkan dapat tercapai dari kerja sama APBI dan CCTDA pada 2021 mendatang. Jadi Rp20,6 Triliyun itu bukan harga untuk 200 juta ton. Itu merupakan dua hal yang berbeda.
“Kami berharap bisa ekspor menuju 200 juta ton ke China pada 2021. Jadi, nilai yang disepakati kemarin sebenarnya belum riil dan berpotensi jauh lebih besar lagi. Ini baru awal, nanti ditindaklanjuti lagi secara B to B (Business to Business),” tutur Hendra.
Ada pun mengenai harga batubara per ton nya, sempat mencapai US$70/ton atau setara dengan Rp991.000 (dengan kurs Rp14.158) pada bulan November lalu.
Sehingga, klaim mengenai harga batubara yang diobral Rp103.000/ton merupakan hoaks dengan kategori konten yang salah.
Selengkapnya dapat dilihat melalui link