DINAMIKA DAN REALITA DALAM KEPEMIMPINAN

Seorang pemimpin dalam setiap organisasi memiliki fungsi dan tugas antara lain sebagai perencana dan penggerak organisasi yang dipimpinnya. Oleh karena itu menjadi pemimpin organisasi tidaklah mudah dan menuntut tanggung jawab yang berat.

Sebagai pemimpin juga harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas yang diamanatkan kepadanya. Ia harus menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. 

Menjadi pemimpin yang ditunjuk melalui hasil musyawarah, bukan ambisi pribadi, harus bisa  bertanggung jawab.

Pada tulisan ini saya akan bagikan sedikit pengalaman yang telah saya lewati selama berorganisasi, dalam menghadapi berbagai permasalahan yang harus dihadapi dalam menjalankan roda organisasi.

1. Kerja keras mewujudkan kerja sama

Suatu pekerjaan lebih mudah dan cepat selesai dikerjakan bila dilakukan bersama sama. Tapi selalu saja ada orang yang tidak bisa koperatif dalam suatu organisasi atau kelompok. Ketika diberi arahan dan tugas, mereka suka menunda-nunda melaksanakan tugasnya itu, bahkan sengaja tidak dikerjakannya. Akibatnya gerakan organisasi menjadi lambat menuju kemajuan. 

2. Kerja keras mewujudkan rasa memiliki 

Yang sangat menyebalkan dan menyusahkan sekali bila ada anggota yang tidak koperatif, sulit bekerja sama sehingga perbuatannya dapat  mengganggu jalannya suatu kegiatan.

Ada juga yang suka membanding-bandingkan keberhasilan kegiatan organisasi yang diraih pada tahun ini dengan keberhasilan yang diraih pada tahun lalu. 

Ada pula yang suka mempengaruhi anggota lain untuk bersikap kontraproduktif.



Dari berbagai hal tersebut di atas maka diperlukan:

1. Membentuk sistem, aturan, dan budaya yang dapat menjaga kedekatan dengan seluruh anggota. 

Untuk itu diperlukan kekuatan mental yang ekstra untuk mengatasi beraneka macam karakter yang ada di organisasi.

2. Pemimpin juga manusia.

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memang tempatnya salah dan dosa. Pemimpin juga manusia, tentu dia pernah melakukan suatu kesalahan. Meskipun begitu, sebisa mungkin kesalahan tersebut dihindari untuk kebaikan organisasi yang dipimpinnya.

3. Mengingatkan, jangan menyalahkan.

Ketika kita melakukan kesalahan akan timbul aneka macam respon, mulai dari cuek, menasehati secara halus, menyindir, mengingatkan dengan ekspresi yang dingin, hingga ada pula yang marah habis-habisan.

Itulah resiko yang harus dihadapi. Karena pernah merasakan sakitnya disalahkan serta dimarahi, saya lebih memilih untuk mengingatkan daripada menyalahkan.

4.  Terbuka

Pemimpin harus terbuka, artinya harus membuka diri terhadap berbagai dinamika yang terjadi di organisasi. Selain itu, ia harus terbuka terhadap berbagai informasi, perbedaan pendapat, dan fakta yang tumbuh dan berkembang di dalam organisasinya.

5. Yakin dan optimis

Saya sangat menyadari bahwa menjadi pemimpin tidak mudah. Ada banyak hal yang harus dipikirkan, dilakukan, dan juga dihadapi. 

Akan tetapi, segala dinamika itu bisa mudah terlewati bila ada dorongan yang kuat bahwa "Aku Pasti Bisa". Dorongan tersebut bisa berasal dari dalam atau luar diri.

6. Anak buah jangan dianggap sebagai pesuruh

Pemimpin yang baik menganggap anak buah yang dipimpin bukan sebagai pesuruh, melainkan sebagai teman, rekan kerja, bahkan sebagai saudara seperjuangan. Oleh karena itu, ingatkan mereka bila salah, simaklah saran dan kritik darinya, dan arahkan mereka secara baik untuk kemajuan bersama.

7. Optimalisasi 

Ketika kinerja pemimpin tidak optimal, mungkin itu merupakan suatu dosa baginya. Pengoptimalan peran dalam kepemimpinan bersifat mutlak untuk dilakukan. 

Demikian dinamika dan realita dalam kepemimpinan yang pernah saya alami. Semoga menginspirasi dan memotivasi.

Jadilah hebat dan hebatkanlah rekan-rekan seperjuangan. ***




Baca juga:

MEMBANGUN KESEPAHAMAN DALAM PERSPEKTIF KEBENCANAAN



Lebih baru Lebih lama