JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Islam mendorong pentingnya digital culture, budaya digital bagi peningkatan kualitas pembelajaran bagi guru-guru madrasah. Madrasah digital yang dikembangkan adalah madrasah yang menyelenggarakan pengelolaan pendidikan menggunakan aplikasi digital.
Diinformasikan dari Kemenag, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Muhammad Zain mengatakan program pelatihan untuk guru dikembangkan dengan mengoptimalkan media televisi berbasis android. Piloting projek sudah mulai dilakukan dengan melakukan pelatihan untuk guru MTsN 41 Jakarta Al Azhar Asy-Syarif, Rabu (24/2/2021).
MTsN 41 Al Azhar Asy Syarif yang dipilih untuk projek percontohan karena model madrasah digital ini juga akan dimanfaatkan dalam pembelajaran daring dengan narasumber dari Al Azhar, Kairo.
BACA JUGA:Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka NTT Diresmikan
"Kami harap pendekatan ini efektif. Nantinya, setelah pandemi usai, sarana pembelajaran yang ada tetap bisa digunakan. Jika kondisi sudah normal, para siswa bisa belajar dari sekolah, guru bisa dari lokasi mana saja," tandasnya.
Dalam konsep tersebut, perangkat digital dimanfaatkan sebagai alat bantu penunjang efektifitas dan efisiensi. Caranya dengan melakukan konektivitas melalui HP, Laptop dengan TV Android menggunakan aplikasi AppMirror (Android dan Laptop), screen mirroring (phone/ ipad), google home dan chrome cast.
"Ini bagian upaya kami mendukung dan menerjemahkan program digitalisasi madrasah yang dicanangkan Direktur Jenderal Pendidikan Islam," tutur Zain. ***