BANJARNEGARA -- Belum lama ini, beredar anggapan seolah rumah sakit menjual vaksin Covid-19 untuk mencari keuntungan di tengah pandemi. Bahkan disebutkan bahwa rumah sakit saling berebut pasien agar mendapat klaim bantuan dari pemerintah.
Ketua IDI Cabang Banjarnegara, dr. Agus Ujianto menuturkan bahwa pihaknya melakukan tugas dan kewajiban sebagai tenaga medis sesuai protokol.
"Saya kira hal tersebut (berebut pasien) tidaklah benar. Kami sudah melakukan tugas medis sesuai protokol. Bahkan ibu hamil saja harus swab, karena begitu prtokolnya jadi kami semua tenaga kesehatan mengikuti sesuai protokol," kata dr. Agus.
Lebih lanjut dr. Agus menjelaskan, dengan adanya klaim dari pemerintah untuk biaya perawatan pasien Covid-19, pihak rumah sakit yang mengeluarkan biaya lebih dulu. Sebelum mendapat klaim, rumah sakit harus memenuhi kebutuhan pasien dari mulai biaya perawatan seperti obat-obatan.
"Sisanya, rumah sakit dan tenaga kesehatan mana pun sebetulnya membantu pemerintah dan membantu masyarakat. Kami mengelola pasien itu semua, kami kelola tanpa bantuan. Setelah itu baru klaim dan bantuan baru muncul," jelas dr. Agus selaku Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara.
Sementara tentang sales yang mencari pasien untuk dirujuk ke rumah sakit, dr. Agus menduga itu adalah relawan dari masyarakat yang berniat membantu.
"Mungkin ada relawan yang mengetahui ada masyarakat yang sakit kemudian dibantu, jadi siapa pun yang sakit butuh bantuan bisa kami jemput,"ujarnya.
dr. Agus berharap, kebijakan di daerah bisa bersinergi dengan kebijakan lain yang ada di atasnya. Sehingga, tidak menimbulkan kebingungan di tingkat pelaksana kesehatan dan medis.
dr. Agus juga menegaskan bahwa upaya yang dilakukan saat ini adalah untuk menolong pasen. Terutama di saat pandemi covid 19 pasien membutuhkan pertolongan medis dengan cepat.***
SuryoN