Usai sudah kompetisi akbar empat tahunan yang mempertemukan negara-negara Eropa dalam kejuaraan Euro edisi ke-16 dan mempertemukan Inggris kontra Italia di stadion Stadion Wembley, London, Inggris pada 11 Juli 2021 yang lalu
Baru dua menit pertandingan dimulai, Luke Shaw membawa Inggris unggul cepat berkat aksinya yang sukses membobol gawang Italia yang dikawal Gianluigi Donnarumma yang akhirnya terpilih menjadi pemain terbaik sepanjang turnamen.
Namun, bukan Italianya Mancini jika menyerah begitu saja. Adalah Leonardo Bonucci, pemain belakang asal Juventus ini berhasil memanfaatkan kemelut di dalam kotak penalty Inggris dan sukses menyarangkan si kulit bundar ke gawang Jordan Pickford yang sudah mati kutu.
Gol penyeimbang Italia di menit ke-67 itu menjadi awal petaka bagi timnas Inggris, tampak Gareth Southgate kurang matang dalam pemilihan komposisi pemain yang diganti, sementara Mancini konsisten dan tampak mengetahui kualitas para pemain penghuni bangku cadangan dengan pemain inti, sehingga tepat dalam melakukan pergantian pemain.
Setelah berjibaku selama 30 menit pertambahan waktu, maka pertandingan disudahi di babak adu penalty. Di sinilah buah dari kematangan Mancini dan kebodohan Southgate dalam memilih eksekutor penalty. Dua penendang Italia gagal, Andrea Belotti dan Jorginho. Sementara dari timnas Inggris ada tiga penendang yang gagal, Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka.
Ketiga pemain Inggris ini adalah pemain cadangan semua dan belum punya pengalaman. Ini membuat fans Ingggris marah, mengutuk tidak hanya Southgate, tapi juga punggawa-punggawa Inggris yang gagal itu. Ketiga pemain Inggris tersebut diejek dengan kata-kata rasial di Instagram ketiganya usai Timnas Inggris kalah 2-3 melalui adu penalti.
FA sendiri mengecam dan akan memberikan sanksi tegas mengenai tindakan rasisme secara online kepada ketiga pemain tersebut.
"FA mengutuk keras semua bentuk diskriminasi dan terkejut dengan rasisme online yang ditunjukkan pada beberapa pemain Timnas Inggris kami di media sosia," kata juru bicara FA seperti dikutip BBC.
Mereka akan melakukan penyelidikan bagi para oknum yang terlibat tindakan rasisme secara online. FA juga tidak segan menjatuhkan sanksi berat kepada para pelaku yang terbukti melakukan tindakan tersebut.
"Kami tidak dapat bisa menerima siapapun di balik perilaku menjijikkan seperti itu. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung pemain yang terdampak sambil mendesak hukuman seberat mungkin bagi siapapun yang akan bertanggung jawab," tegas juru bicara FA.
Tindakan tidak terpuji yang dilakukan oknum supporter Timnas Inggris ini tentu sangat mengecewakan. Nantinya, FA akan terus menindak tegas para pelaku rasisme.
Tidak hanya rasisme, pendukung timnas Inggris membuat petisi yang menginginkan laga Italia vs Inggris di final Euro 2020 (Euro 2021) diulang.
Pembuat petisi menyoroti ketidakadilan wasit. Salah satunya ketika Giorgio Chiellini menarik Bukayo Saka di babak kedua. Momen itu dinilai pantas diganjar kartu merah bukan kartu kuning. Italia juga dinilai banyak melakukan pelanggaran. Hingga Selasa (13/7), seperti dilansir Seword petisi ini sudah ditandatangani 81 ribu orang.
Menariknya, bukan hanya suporter Inggris yang ikut menandatangani petisi ini, melainkan juga suporter Italia. Alessandro Cascio suporter Italia memanfaatkan petisi ini untuk kembali merayakan kemenangan mereka.
"Saya orang Italia dan saya menandatangani ini karena saya ingin mereka kalah untuk kedua kalinya," ucap Alessandro Cascio.***