JAKARTA - Ada hal menarik dari rombongan yang melepas keberangkatan Jokowi untuk mengikuti KTT G20 di Roma Italia. Tampak KSAD Jenderal Andika Perkasa, sementara Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tidak kelihatan dalam rombongan karena sedang berada di Singapura, sehingga tidak bisa ikut melepas keberangkatan Jokowi ke luar negeri. Kunjungannya ke Negeri Singa dalam rangka menerima tanda kehormatan dari Presiden Singapura, YM Halimah Yacob.
Berdasarkan rilis dari Kabid Penerangan Internasional Puspen TNI, Kolonel Laut (P) Djawara HT Whimbo, Hadi dianugerahi 'Darjah Utama Bakti Cemerlang' atau dikenal dengan sebutan 'Distinguished Service Order'. Upacara penganugerahan tanda kehormatan digelar di Istana Kepresidenan Singapura, Jumat (29/10/2021) sore.
Djawara menjelaskan tanda kehormatan adalah bentuk apresiasi atas pengabdian dan jasa Hadi. Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) itu dinilai meningkatkan hubungan baik TNI dengan Angkatan Bersenjata Singapura.
Djawara menyebut ini pertama kalinya Presiden Halimah memberikan medali penghormatan dalam dua tahun terakhir.
Usai menerima tanda kehormatan Distinguished Service Order, Hadi mengunjungi Menteri Pertahanan Singapura, YM Dr Ng Eng Hen dan Panglima Angkatan Bersenjata Singapura Letnan Jenderal Melvyn Ong, PPA (E).
Dubes LBBP RI untuk Republik Singapura, Suryo Pratomo, Asisten Operasi Panglima TNI, dan Kepala Pusat Kerja Sama Internasional TNI turut mendampingi Hadi.
Seperti kita ketahui, Jokowi sedang mencari calon panglima TNI baru menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang pensiun bulan depan. namun sampai saat ini, belum ada keputusan dari Jokowi, bahkan surat presiden (Surpres) calon panglima TNI baru belum dikirimkan ke DPR RI.
"Kita bersabar saja, tetapi Presiden pasti akan mengambil keputusan yang terbaik dan kemudian yang kedua Presiden akan mengikuti aturan sesuai dengan perundang-undangan yang ada. Insyaallah mengikuti selalu seperti itu," kata juru bicara Presiden saat itu, Fadjroel Rachman, di kompleks Istana Kepresidenan (22/10).
Fadjroel menjawab pertanyaan soal apa yang ditunggu Jokowi dan waktu pengiriman supres yang dianggap relatif lebih lama dibandingkan sebelumnya.
Fadjroel menegaskan Jokowi pasti mengikuti aturan terkait pergantian Panglima TNI ini. Prinsip good governance, kata Fadjroel, selalu diterapkan.
Sebelumnya diberitakan, informasi yang dihimpun, pilihan Istana sebenarnya sudah condong ke satu nama, yaitu KSAL Laksamana Yudo Margono. Namun masih ada pihak-pihak yang ingin KSAD Jenderal Andika menjadi Panglima.
Sejumlah pejabat tinggi dikabarkan turut serta bersuara soal calon Panglima. Seorang perwira tinggi yang punya pengaruh besar di kalangan internal TNI kabarnya mendukung Yudo. Seorang menteri senior juga disebut lebih senang Yudo menjadi Panglima ketimbang Andika. Namun pihak-pihak pendukung Andika tak tinggal diam. Sejumlah tokoh yang dekat Istana bergerak agar Jokowi menjatuhkan pilihan pada Andika.
Tarik-menarik kepentingan ini membuat alot keputusan soal Panglima TNI. Istana hingga saat ini belum juga membuat keputusan, padahal masa pensiun Marsekal Hadi kian dekat, yaitu 8 November nanti.***