Banyumas, Media Realita News Com - Peduli terhadap kesulitan masyarakatnya, Korem 071/Wijayakusuma berkolaborasi dengan Ohana Indonesia, lakukan Seating Clinic dan menyerahkan kursi roda adaptif kepada penyandang disabilitas ganda Banyumas gelombang VI, berlangsung di Gedung Pertemuan A. Yani Makorem 071/Wijayakusuma Sokaraja, Banyumas. Senin (6/2/2023).
Ohana Indonesia adalah Organisasi Harapan Nusantara yang berkedudukan di Yogyakarta, bergerak dibidang maintenance khususnya sarana dan prasarana penyandang disabilitas. Didirikan sejak tahun 2012, dengan Direktur Executive nya Risnawati Utami yang merupakan seorang penyandang disabilitas.
Perhimpunan Ohana didirikan karena di Indonesia sendiri produk-produk untuk alat bantu masih kurang khususnya produk kursi roda yang berkualitas. Tidak hanya itu, pengembangan juga dilakukan tidak hanya sekedar pemberian bantuan kursi roda kepada para penyandang disabilitas adaptif, juga pengembangan advokasi sistem layanan serta pemberdayaan tenaga ahli untuk bengkel servis kursi roda.
Hingga saat ini, advokasi pemberian bantuan kursi roda khususnya diwilayah Banyumas, telah disalurkan sebanyak enam gelombang, dan saat ini diserahkan sebanyak 21 kursi roda adaptif, sehingga total kursi roda yang tersalurkan sebanyak 95 unit.
Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E., saat dilaksanakannya Seating Clinic dan penyerahan kursi roda kepada penyandang disabilitas menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada perhimpunan Organisasi Harapan Nusantara Indonesia atas kepeduliannya terhadap para penyandang disabilitas adaptif, serta kepada organisasi Paguyuban Peduli Disabilitas Ganda (PPGD) Banyumas yang telah mengawal tanpa pamrih, mengurus dan memperhatikan para penyandang disabilitas Banyumas.
Menurut Kolonel Yudha, kursi roda ini sifatnya adaptif dan dipesan khusus untuk para penyandang disabilitas ganda sehingga perlu treatment khusus perlu perlakuan khusus dan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing serta membutuhkan sarana prasarana dan dukungan lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Danrem Wijayakusuma mengapresiasi atas dedikasi para Babinsanya atas bantuannya mengantarkan dan menghadirkan para penyandang disabilitas diwilayahnya menuju Makorem 071/Wijayakusuma untuk melaksanakan Seating Clinic dan menerima kursi roda.
Danrem berharap, jalinan silaturahmi dan kepedulian Babinsa nanti untuk terus berbuat dan bertindak membantu kesulitan masyarakat disekelilingnya. Dan sekaligus untuk membina dan memperkuat Ohana Indonesia dan PPDG diwilayahnya, sehingga mereka tidak merasa sendiri untuk membangun kepercayaan orang tua, membangun kepercayaan para penyandang disabilitas untuk mau bergaul dengan lingkungan masyarakatnya. Mengedukasi masyarakat, menerima mereka dan mempedulikan mereka. "Ini merupakan tugas seorang Babinsa, tidak hanya pada keluarga, tetapi juga kepada masyarakatnya untuk mengedukasi mereka supaya bisa bergaul.
"Satu hal yang mendasari kita tergerak, membantu para penyandang disabilitas adalah kemanusiaan", tegasnya.
"Kemanusiaan bagi TNI maupun masyarakat adalah bersifat universal. Dan kebetulan saya pernah bertugas didaerah konflik, banyak dampak yang ditimbulkan, sehingga dengan melihat itu, saya mempunyai empati yang lebih besar akan hal itu untuk menolong dan membantu sesama", terangnya.
"Inilah bentuk empati kita untuk saling berbagi, saling membantu dan diharapkan ini menjadikan suatu tradisi kedepannya bagi Korem 071/Wijayakusuma dan terus berlanjut siapapun yang menjabat dan disesuaikan dengan kemampuan satuan. Karena kegiatan ini, non program dan swadaya mandiri. Ini kebanggaan bagi kami, bisa membantu kesulitan masyarakat", paparnya.
Danrem juga menyampaikan pesan kepada masyarakat yang hadir dikegiatan tersebut, untuk menganggap Korem 071/Wijayakusuma ini sebagai rumah kita. Apabila ada kesulitan dan membutuhkan, Korem 071/Wijayakusuma akan berupaya membantu kesulitan yang dialami masyarakatnya.
Sementara itu Ketua PPDG Banyumas dr. AR Siswanto Budi Wiyoto mengatakan, Ohana adalah Organisasi Harapan Nusantara Indonesia yang berpusat di Yogyakarta. Dikelola oleh ibu Risnawati Urami seorang penyandang disabilitas. Selain mengelola Ohana, ibu Risnawati juga seorang anggota komisi disabilitas PBB dan sangat perhatian terhadap kondisi penyandang disabilitas di Banyumas.
"Sebagai Ketua Umum Paguyuban Peduli Disabilitas Ganda (PPDG) Banyumas, yang berdiri sejak tahun 2018 yang notabene saya pensiunan dokter di RSUD Banyumas, diajak rekan-rekan untuk mengelola. Sejak berdiri dengan kekuatan kaki sendiri dan pada tahun 2022 kita berdirikan rumah kecil sebagai sekretariat dijalan Sukadamai Purwokerto Selatan sebagai sarana berkumpul apabila ada sesuatu hal yang perlu dipecahkan.
Selain itu, Kobas Cyber Banyumas, yang dikelola rekan-rekan komunitas yang mempunyai spesialisasi untuk teknisi reparasi kursi roda adaptif. Hal ini karena kursi roda adaptif lain dengan kursi roda yang lain, sehingga diperlukan teknisi. Mereka dilatih menjadi teknisi di Ohana Indonesia Yogyakarta, sehingga dengan adanya teknisi ini akan memudahkan untuk perbaikan kursi roda.
Ketua PPDG Banyumas juga mengatakan, kursi roda ini dinamakan kursi roda adaptif, karena para penyandang disabilitas ini penyandang disabilitas ganda bukan disabilitas fisik (kaki), dan alat bantunya membutuhkan biaya besar.
"Cacat ganda dari segi kesehatan, ini hubungannya dengan pemerintah menggalakkan penurunan angka Stunting, karenanya dibutuhkan persalinan dengan baik. Apabila hal itu tidak betul, maka akan mengalami gangguan kecacatan sejak lahir. Oleh karena itu, kepedulian semuanya termasuk dari keluarga, tenaga kesehatan, dan lingkungan harus bebar-benar teliti", katanya.
Ia juga mengungkapkan, dari 21 anak penyandang disabilitas ganda ini bila dibawa ke Yogyakarta akan memakan waktu dan juga biaya yang tinggi, karenanya mantan dokter ini menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Korem 071/Wijayakusuma yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut.
"Ini merupakan kepedulian kita, karena masih banyak lagi abak-anak penyandang disabilitas di Banyumas yang belum terwadahi", paparnya.
"Kursi roda adaptif ini, beda dengan yang lain, kursi roda adaptif ini bisa disetel lebih dulu dan melihat kondisi anak-anaknya, sehingga kecacatannya bisa disesuaikan", terangnya.
Menurutnya, tentang disabilitas, keluarga mempunyai stigma apabila ada anaknya yang mengalami disabilitas ganda, sehingga menutup diri. Dan semenjak tahun 2019 pihaknya membuat suatu WAG untuk saling berkomunikasi bagi para orang tua para penyandang disabilitas sekaligus untuk berkonsultasi. ***