𝐏𝐨𝐥𝐫𝐞𝐬 𝐉𝐞𝐩𝐚𝐫𝐚, 𝐦𝐞𝐝𝐢𝐚𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐭𝐚𝐧𝐞𝐰𝐬.𝐜𝐨𝐦 – Polda Jateng – Perundungan menjadi permasalahan yang kerap terjadi di kalangan siswa-siswi. Berbagai macam cara dilakukan agar tindak perundungan atau bullying tidak terjadi pada kalangan Sekolah. Seperti yang dilakukan SMKN 1 Karimunjawa, Kabupaten Jepara menggelar ‘Deklarasikan Anti Perundungan atau Bullying’ yang dihadiri Kapolsek Karimunjawa Iptu Agus Sulistyo beserta unsur Forkopimcam Karimunjawa, Rabu (01/11/2023).
Dalam sambutannya, Kapolsek Karimunjawa Iptu Agus Sulistyo mengatakan, untuk menghindari perbuatan perundungan atau bullying kita harus selalu berfikir positif dan menjadi generasi yang produktif.
“Generasi positif dan produktif terlahir dari pendidikan agama yang baik, pendidikan formal yang baik dan juga jasmani yang sehat melalui olahraga sesuai yang digemari dan juga kita harus mencontoh Nabi Muhamad SAW, sebagaimana yang di contohkan tidak pernah menjelek-jelekan sesama sejak kecil,” tutur Kapolsek Karimunjawa,” ujarnya.
Lanjut Kapolsek Karimunjawa, ia menyampaikan harapannya, bahwa siswa-siswi di SMKN 1 Karimunjawa ini harus terus berinovasi dan melakukan pengembangan, apalagi sudah menjadi sekolah penggerak.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Karimunjawa mengatakan, kegiatan yang digelar kali ini sekaligus juga sebagai kampanye anti perundungan dan pembentukan karakter bagi siswa.
Harapannya, kegiatan ini mampu menekan kenakalan remaja, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan di tengah tengah masyarakat.
"Kegiatan ini juga bertujuan membangun interaksi positif di sekolah dengan memusatkan peran pelajar sebagai agen perubahan untuk menyebarkan pesan dan perilaku baik di lingkungan sekolah, khususnya kepada teman sebaya," ujarnya.
Disebutkannya, dengan mengampanyekan anti perundungan atau bullying di lingkungan sekolah dengan ekosistem belajar positif sebagai indikatornya dapat menciptakan suasana nyaman dan leluasa saat mengikuti pembelajaran. Hal itu tentu saja dapat menjadikan potensi siswa akan lebih berkembang.
Dalam kegiatan Deklarasi Anti Perundungan dan Roots Day ini ada 170 siswa-siswi yang direkrut menjadi agen perubahan dan penggerak anti bullying.
(Khnza Haryati)