𝐒𝐞𝐦𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐞𝐝𝐢𝐚𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐭𝐚𝐧𝐞𝐰𝐬𝐜𝐨𝐦 - Aksi unjuk rasa atau demo May Day di depan kantor DPRD Provinsi Jawa Tengah sempat diwarnai kericuhan. Terekam video oknum polisi memukul lengan pendemo dengan dengan tongkat. Oknum tersebut sudah dilakukan pemeriksaan di internal kepolisian.
Video yang diunggah akun X (Twitter) @lbhsemarang terlihat suasana ketika water cannon menyembur ke arah massa dan petugas yang semula berjaga di gerbang mulai menyebar. Kemudian seorang pria berbaju hitam dihampiri sejumlah polisi yang salah satunya memukulkan tongkat ke lengan kiri pria berbaju hitam yang kemudian lari itu.
"POLISI EMOSIAN GEBUK SIPIL DI AKSI SEMARANG. Sekitar pukul 15.54 polisi memukul dan menyeret setidaknya lebih dari 3 orang terluka memar akibat pukulan pentungan bagian tangan leher dan dada. Biadabnya, setelah memukul justru selebrasi. Seolah bangga meluapkan emosinya kpd rakyat," tulis @lbhsemarang dalam keterangan video.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar mengatakan aksi demo May Day atau Hari Buruh, Rabu (1/5) kemarin berlangsung aman pada gelombang pertama. Kericuhan terjadi pada gelombang kedua di sisi depan gerbang kantor DPRD Jateng.
"Gelombang pertama kondusif. Kemudian di gelombang dua, ada kelompok lain selain buruh. Buruh tidak berkenan sehingga dipisah. Satu di depan Gubernuran, satu depan DPRD," jelas Irwan di Pos Libas Simpang Lima, Kamis (2/5/2024).
Ketegangan terjadi dua kali. Ketegangan pertama bisa diamankan dan massa kembali berorasi. Namun saat ketegangan kedua, polisi menurunkan water cannon untuk menghalau massa. Saat itulah ada satu anggota polisi yang melakukan pemukulan walau sudah berusaha dicegah.
"Saat pelaksanaan, ketika di akhir dilakukan penyemprotan dengan water cannon. Kemudian ada satu personel dari Samapta Polrestabes Semarang keluar formasi diduga melakukan kekerasan fisik ke pendemo," jelas Irwan.
Ia menjelaskan, anggota berinisial Aiptu R itu kini dilakukan pemeriksaan. "Dilakukan pemeriksaan untuk dilakukan tindakan hukum lebih lanjut," tegasnya.
Sementara itu, Ketua KSPN Jawa Tengah, Nanang Setyono menyayangkan aksi damai kemarin menjadi ricuh. Menurutnya upaya masuk ke halaman kantor Gubernuran dan DPRD tidak perlu dipaksa karena sama-sama tahu hari libur dan pejabat yang dimaksud tidak di tempat.
"Yang kita sayangkan, yang mereka suarakan tidak berhadapan langsung dengan pengambil kebijakan. Kita sudah sadari hari itu hari libur. Pasti disadari tidak ada pengambil kebijakan," kata Nanang saat dimintai konfirmasi.
"Kecuali kalau misalnya demo dilakukan di depan pengambil kebijakan tapi pengambil kebijakan tidak merespons terus marah, wajar. Kan nggak ada di situ. Terus kemudian tiba-tiba demonstran kecewa kan tidak beralasan," imbuhnya.
Untuk diketahui, aksi May Day di Jalan Pahlawan Sematang hari Rabu kemarin sempat berlangsung tegang karena ada aksi dorong antara petugas keamanan dan pendemo.
Khnza