𝐒𝐞𝐦𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐞𝐝𝐢𝐚𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐭𝐚𝐧𝐞𝐰𝐬 𝐜𝐨𝐦 - 15 Oktober 2024 - Dugaan kasus pelecehan seksual terhadap anak kandung sendiri kembali terjadi di Kota Semarang. Kali ini, terduga pelaku adalah seorang petugas Bapenda Kota Semarang berinisial S A P. Korbannya adalah kedua anak kandungnya yang masih berusia di bawah umur.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari narasumber, S A P diduga melakukan pelecehan seksual berulang kali di kamar saat masih bertempat tinggal di salah satu Asrama Akpol di Kota Semarang.
Pada Selasa, 15 Oktober 2024, tim liputan berusaha mengkonfirmasi S A P di tempat kerjanya di Bapenda Kota Semarang. Namun, menurut informasi dari CS (Customer Service), yang bersangkutan sedang tugas lapangan. Hingga berita ini diturunkan, S A P belum memberikan tanggapan atas permohonan klarifikasi dari awak media.
Kasus ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan keprihatinan. Pihak kepolisian diharapkan segera melakukan penyelidikan dan mengusut tuntas kasus ini untuk memberikan keadilan bagi para korban.
Dugaan kasus pelecehan seksual terhadap anak kandung sendiri yang dilakukan oleh seorang petugas Bapenda Kota Semarang berinisial S A P terus menjadi sorotan publik. Tim liputan berusaha mendapatkan klarifikasi dari S A P terkait dugaan tersebut, namun yang bersangkutan hanya memberikan tanggapan terbatas.
S A P menyatakan tengah fokus dalam proses penyembuhan istrinya yang sedang sakit. Informasi ini sejalan dengan keterangan yang diterima tim liputan dari narasumber, yang menyebutkan bahwa istri S A P memang tengah dalam kondisi sakit.
Menariknya, selain tanggapan terbatas tersebut, tim liputan juga menerima kontak dari seseorang yang mengaku sebagai anggota kepolisian bertugas di Mapolda Metro Jaya. Orang tersebut diduga mencoba mengintimidasi kinerja tim liputan sebagai wartawan. S A P sendiri mengakui bahwa orang tersebut adalah saudaranya.
Tim liputan akan mencoba mencari tahu identitas anggota kepolisian tersebut untuk memastikan kebenaran klaimnya.
Terkait dugaan pelecehan seksual, tim liputan telah mengirimkan rilis pemberitaan kepada S A P. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan yang memuaskan terkait tuduhan tersebut.
Lebih lanjut, saat berkomunikasi dengan pimpinan redaksi, S A P hanya mengirimkan stiker sebuah huruf abjad "Y" saja. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai etika komunikasi seorang PNS di salah satu instansi negara di Kota Semarang.
Tim liputan akan terus berupaya untuk mendapatkan klarifikasi yang lebih lengkap dari S A P terkait dugaan pelecehan seksual dan juga dugaan intimidasi yang dilakukan oleh saudaranya.
Team liputan